-
Rupiah dibuka melemah ke Rp16.591 per dolar AS.
-
Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar.
-
Penguatan dolar dipicu ketidakpastian politik di AS
Suara.com - Rupiah dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6/10/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, ada pukul 09.30 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.591 per dolar Amerika Serikat (AS)
Kondisi ini membuat ruiah turun 28 poin dalam Dolar Amerika Serikat.
Padahal, pekan lalu mata uang garuda ditutup pada level Rp16.563.
Di Asia, mayoritas mata uang melemah terhadap Dolar AS pagi ini.
Yen Jepang mencatat pelemahan terdalam 1,54 persen, disusul Dolar Taiwan yang melemah 0,34 persen, Pesso Filipina melemah 0,34 persen, Won Korea melemah 0,24 persen persen, Dolar Singapura melemah 0,17 persen, Ringgit Malaysia melemah 0,10 persen.

Baht Thailand melemah 0,07 persen, dan Rupiah melemah 0,03 persen terhadap Dolar AS.
Sedangkan dolar Hong Kong menjadi satu-satunya mata uang yang menguat terhadap Dolar AS pagi ini dengan kenaikan 0,004 persen.
Sedangkan, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 98,04, naik dari akhir pekan lalu yang ada di 97,72.
Baca Juga: Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Sementara itu, Indeks dolar AS (DXY) yang tengah mengalami penguatan sehingga berpotensi menekan laju rupiah terhadap greenback sepanjang hari ini.
Penguatan Dolar terjadi di tengah meningkatnya permintaan aset safe haven akibat ketidakpastian politik dan fiskal di Washington.
Sejak pekan lalu, pemerintahan AS masih mengalami penutupan atau government shutdown yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Kebuntuan antara Presiden Donald Trump dan Kongres membuat ratusan ribu pegawai federal terpaksa dirumahkan tanpa bayaran, sementara sebagian layanan publik berhenti total.
Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian pasar, namun justru mendorong penguatan Dolar AS karena investor global masih menilai greenback sebagai aset paling aman di tengah kekacauan fiskal.