Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom

Selasa, 07 Oktober 2025 | 09:00 WIB
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom, Ahmad Reza bersama jajarannya, saat meninjau ke salah satu Workshop di Pithaloka Batik. (Dok: Telkom)

Suara.com - Kehadiran Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom benar-benar mulai dirasakan manfaatnya bagi para pelaku usaha UMKM di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Beberapa pelaku usaha UMKM, terutama batik, telah merasakan bagaimana akhirnya mereka mengalami naik kelas dalam produksi dan memasarkan produk-produk mereka.

Kini produk-produk mereka tidak lagi hanya beredar dan terjual di pasar-pasar lokal saja. Produk-produk UMKM ini, sekarang telah menancapkan diri hingga mancanegara. Di antara produk-produk batik tersebut seperti Pithaloka Batik dan Zialova Batik.

Pithaloka Batik
Pemilik Pithaloka Batik, Nurita Wahyu Kusuma bergabung bersama Rumah BUMN Pekalongan sejak 2018. Di awal, usahanya hanya mengkhususkan diri pada produksi batik fashion dan sintetis saja. Sedangkan untuk handycraft (kerajinan tangan) merupakan cabang usaha baru dari Pithaloka Batik yang bernama AEP Craft.

Kemudian pada 2024, Pithaloka Batik mulai kembali membuka cabang usaha baru yakni Loka Natura Batik yang khusus diperuntukkan bagi produksi batik-batik dari pewarna alam. Semua usaha ini telah berbadan hukum dan memiliki surat izin berusaha (SIB) yang proses pembuatannya dibantu oleh Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom.

Ia bercerita, usaha Pithaloka Batik memiliki fase yang kadang naik, dan kadang turun. Misalnya saja saat diminta mengerjakan pesanan, ternyata dinilai tidak sesuai oleh konsumen. Walau begitu, pelan-pelan pada akhirnya produk-produk itu bisa dijual.

Sambil merenung sebentar, Nurita Wahyu Kusuma kemudian bercerita jika hal yang terasa sulit terjadi pada saat berlangsungnya wabah pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, sebenarnya telah memiliki market (pasar) bagi produknya di Jakarta, yakni di Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang. Misalnya untuk produk mukena, bisa mengirim hingga 100 kodi, namun karena ada pemberlakuan aturan lock down, maka seluruh barang tidak bisa terkirim.

"Akhirnya menumpuk semua barang-barang tersebut di dalam rumah. Itu kami benar-benar pusing, namun kemudian kami melihat peluang. Saat orang-orang mulai ramai untuk mencari masker, kami putuskan buat masker dari kain perca. Melalui bantuan dan Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom, kami ditarik untuk memasarkan produk di Sarinah yang kemudian bisa ekspor ke Dubai," katanya, saat ditemui di workshop miliknya di belakang Kampus Universitas Pekalongan (Unikal), Jumat (26/9/2025).

Baca Juga: Telkom Gelontorkan Rp 1,1 Miliar untuk Transformasi Digital IBI Kosgoro di Sektor Pendidikan

Usai pandemi Covid-19, Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom kemudian menggandeng kemitraan UMKM untuk mengikuti pelatihan selama setahun, salah satunya dalam pengolahan dan penggunaan bahan pewarna alam untuk digunakan pada produk batik.

Tidak hanya itu, pelatihan Digital Marketing pun diberikan sehingga membuatnya dan mitra-mitra UMKM lain di Rumah BUMN Pekalongan dapat mengetahui proses, penghitungan, dan pemasaran produk.

"Pada akhir 2024, kami mulai memproduksi batik dari pewarna alam. Kami diakui oleh konsumen mancanegara usai diberikan spot untuk ikut pameran Trade Expo Indonesia (TEI) di BSD City, Tangerang. Membuat kami dapat bertemu konsumen dari Malaysia dan Suriname," tambah pembina Kelompok Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) tersebut.

Mitra-mitra UMKM di Rumah BUMN Pekalongan turut mendapat dukungan spot penjualan di jalur tol Trans Jawa, di Rest Area KM260B Heritage Banjaratma-Brebes dan Rest Area KM360B Subah-Batang.

"Awalnya saya pesimis, karena dalam bayangan saya, rest area itu hanya tempat singgah atau istirahat bagi orang-orang untuk buang air, makan dan minum selama perjalanan melalui jalan tol. Ternyata dalam waktu sebulan sudah mampu memberikan hasil. Bahkan omset rata-rata mencapai kisaran Rp35 juta hingga Rp50 juta per bulan," pungkas dia. ***

Kontributor: Yoga

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI