-
ASEAN dan China upgrade FTA ke Versi 3.0.
-
Fokus FTA baru pada ekonomi digital dan UMKM.
-
Dipertimbangkan hapus hambatan non-tarif perdagangan.
Suara.com - Perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara dan Timur akan memasuki babak baru yang lebih modern.
ASEAN dan China telah mengambil langkah strategis untuk memperbarui Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) mereka, yang kini akan memasuki Versi 3.0.
Pembaruan ini dirancang untuk mencakup sektor-sektor ekonomi masa depan, seperti ekonomi digital, dan fokus pada penghapusan berbagai hambatan non-tarif yang selama ini menghambat kelancaran bisnis.
Pernyataan penting ini disampaikan oleh Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Abdul Aziz, pada Ahad.
Ia menegaskan bahwa upaya pembaruan ini sangat krusial agar perjanjian perdagangan bilateral tetap relevan di tengah cepatnya perubahan lanskap ekonomi global.
“China, jelas, masih menjadi mitra dagang terbesar bagi ASEAN dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, perlu dicatat bahwa ASEAN kini juga menjadi mitra dagang terbesar bagi China. Jadi, ini merupakan hubungan dua arah dalam perdagangan,” tutur Tengku Zafrul kepada awak media, seperti dikutip dari Sputnik-OANA.
Pengakuan ini menyoroti kedalaman hubungan ekonomi yang kini saling bergantung antara blok Asia Tenggara dan Tiongkok.
Versi 3.0 FTA ini menandakan update ketiga sejak perjanjian awal ditandatangani dan akan menyentuh area-area yang belum pernah dipertimbangkan sebelumnya.
Sektor utama yang menjadi fokus adalah ekonomi digital dan keberlanjutan (sustainability), yang kini menjadi motor penggerak pertumbuhan global.
Baca Juga: Pastikan Transparansi Pemilu di Myanmar, Prabowo Dorong ASEAN Ambil Langkah Berani Ini
Selain itu, pembaruan ini akan membahas standar perdagangan dan, yang sangat penting, membuka akses yang lebih luas bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ASEAN ke pasar China yang masif.
Perluasan akses UMKM ini diharapkan menjadi angin segar bagi pelaku usaha kecil di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk go global.
Selain memasukkan sektor baru, langkah-langkah konkret untuk menghapus sebagian hambatan non-tarif (seperti prosedur birokrasi yang rumit, persyaratan teknis berlebihan, atau kuota impor yang membatasi) juga sedang dipertimbangkan secara serius.
Tengku Zafrul mengindikasikan bahwa penjelasan lebih rinci mengenai mekanisme penghapusan hambatan ini akan disampaikan dalam waktu dekat, yaitu pada Senin.
Menteri dari Malaysia tersebut menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa seluruh perubahan yang diusulkan dalam FTA Versi 3.0 ini memiliki tujuan tunggal: membantu perusahaan-perusahaan, baik dari ASEAN maupun China, untuk memperluas dan memperkuat kerja sama ekonomi, menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih efisien dan modern di kawasan Asia.