Kementerian UMKM Buka-bukaan Harga Satu Balpres Baju Thrifting

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 18 November 2025 | 15:40 WIB
Kementerian UMKM Buka-bukaan Harga Satu Balpres Baju Thrifting
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana. [Suara.com/Achmad Fauzi].
Baca 10 detik
  • Kementerian UMKM sedang mendiskusikan skema bisnis dengan pedagang Pasar Senen dan Gedebage untuk substitusi produk baju bekas menjadi produk UMKM lokal.
  • Kementerian UMKM ingin produk lokal menawarkan paket bisnis serupa dengan harga rata-rata Rp 5 juta per balpres agar pedagang tidak merugi.
  • Pemerintah telah mengurasi 1.300 merek lokal sebagai upaya tegas melarang penjualan thrifting demi kelangsungan usaha para pedagang di kedua pasar.

Suara.com - Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tengah berusaha merayu pedagang Pasar Senen dan Gedebage untuk mengalihkan penjualan baju bekas atau thrifting jadi produk lokal atau UMKM.

Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, mengatakan saat ini pihaknya tengah berdiskusi skema bisnis antara produk lokal dengan dua pasar tersebut.

Menurutnya, untuk membeli satu balpres para pedagang Pasar Senen dan Gedebage rata-rata mengeluarkan dana Rp 5 juta. Maka dari itu, Temmy ingin produk lokal juga memberikan skema bisnis yang sama kepada para pedagang Pasar Senen dan Gedebage.

Thrifting alias belanja baju bekas di Pasar Senen. (Fajar/Suara.com)
Thrifting alias belanja baju bekas di Pasar Senen. (Fajar/Suara.com)

"Cuma kan masalahnya berapa nilai nanti paket bisnisnya. Kalau sekarang mereka beli bal-bal, berapa sih teman-teman tahu nggak? Biasanya macam-macam ya," ujarnya saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (18/11/2025).

"Jadi, ada yang paketnya yang tipe A, tipe B, tipe C ya. Itu ada antara Rp 5, Rp 3 juta, Rp 2 jutaan. Sekarang kita ingin juga teman-teman brand lokal ini juga mau bikin paket yang seperti itu," sambungnya.

Temmy tidak mau peralihan produk dari thrifting menjadi produk lokal justru merugikan banyak para pedagang Pasar Senen. Maka dari itu, sebelum memang dialihkan ke produk lokal, harus ada hitungan-hitungan yang jelas.

"Mungkin paket 5 juta, dapet berapa kuantitinya, berapa variannya. Kita sedang bahas itu. Karena kan ini bisnis ya. Bisnis harus saling menguntungkan, tidak boleh saling merugikan. Yang pasti kita ingin barang-barang dari brand lokal ini semakin banyak dijual di pasar," ucapnya.

Selain itu, Temmy menambahkan, produk lokal yang dijajakan para pedagang Pasar Senen dan Gedebabe juga harus memang banyak dicari konsumen.

"Teman-teman yang menjual juga merasakan bahwa ini produknya bakalan jalan nih kalau dijual. Kan ujung-ujungnya masyarakat yang menilai. Produknya bakal jalan apa enggak pada saat ditawarkan. Kan begitu," imbuhnya.

Baca Juga: dr Reza Gladys Dorong Edukasi Kulit Lewat Ajang Kolaborasi Inovatif

1.300 Merek Lokal Dikurasi

Sebelumnya, Menteri UMKM telah melakukan kurasi terhadap 1.300 merek lokal agar bisa memasok para pedagang di Pasar Senen maupun Gedebabe.

"Dan nanti dalam waktu dekat akan kita segera bicarakan dengan seluruh pedagang-pedagang baju-baju bekas kita untuk mendorong substitusinya," kata Maman.

Menurutnya, pemerintah melarang tegas penjualan baju-baju thrifting di dua pasar tersebut. Menurutnya, upaya ini agar para pedagang di dua pasar itu tetap bisa melakukan aktivitas dagang.

"Jadi, ini gimana caranya pengusaha-pengusaha ataupun perdagang-perdagang ini juga bisa tetap berlanjut aktivitas usahanya," pungkas Maman.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI