Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat transformasi bisnis dan citra merek agar semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat modern, khususnya generasi muda. Melalui strategi rebranding, BRI menegaskan posisinya sebagai universal bank yang mampu melayani seluruh segmen masyarakat dalam satu ekosistem layanan keuangan yang terintegrasi.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa konsep universal bank mencerminkan ambisi BRI untuk menjadi bank bagi semua kalangan. Tidak hanya kuat di satu sektor tertentu, BRI ingin hadir sebagai penyedia solusi keuangan yang lengkap, mulai dari layanan perbankan dasar hingga produk finansial yang lebih kompleks.
"Konsep universal bank artinya BRI ingin menjadi bank untuk semua segmen dan masuk dalam satu ekosistem yang terintegrasi. Tidak hanya kuat di satu sektor, tetapi mampu melayani seluruh kebutuhan perbankan masyarakat," ujar Hery Peluncuran corporate rebranding BRI yang dilaksanakan di Menara BRILiaN pada Selasa, (16/9/2025).
Lebih lanjut, Hery menegaskan bahwa semangat “satu bank untuk semua” menjadi fondasi utama transformasi BRI. Sebagai banknya rakyat Indonesia, BRI ingin memastikan seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses layanan perbankan tanpa batas, baik dari sisi wilayah, latar belakang ekonomi, maupun usia.
“Jika ditanya semua rakyat Indonesia banknya di mana, ya di BRI. Tidak ada batasan,” katanya.
Melalui rebranding, BRI juga berupaya membangun citra sebagai bank yang lebih modern, inklusif, dan dekat dengan generasi milenial serta Gen Z. Upaya ini dilakukan dengan memperluas jangkauan layanan, tidak hanya di wilayah pedesaan yang selama ini menjadi kekuatan utama BRI, tetapi juga di kawasan perkotaan. Selain itu, BRI ingin memperkuat penetrasi ke segmen menengah dan atas, tanpa meninggalkan akar bisnis kerakyatannya.
Hery mengakui bahwa tingkat brand awareness BRI selama ini masih sangat kuat. Namun, tantangan yang dihadapi lebih pada persepsi masyarakat terhadap kelengkapan produk dan layanan BRI.
"Padahal, BRI memiliki produk yang sangat lengkap. Tantangannya bukan pada kapabilitas, melainkan pada komunikasi," jelasnya.
Karena itu, strategi rebranding difokuskan untuk mempertegas pesan bahwa BRI bukan hanya bank tradisional, melainkan institusi keuangan yang mampu memberikan solusi menyeluruh bagi kebutuhan finansial masyarakat masa kini. BRI ingin dipersepsikan sebagai bank yang menghadirkan kemudahan, kenyamanan, sekaligus kebahagiaan bagi seluruh nasabah.
Baca Juga: Minus Bojan Hodak, Begini Kondisi Skuat Persib Jelang Lawan MU: Tetap Usung Misi 3 Poin
Meski memperluas segmen pasar, BRI menegaskan komitmennya untuk tetap fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hingga saat ini, porsi kredit UMKM, termasuk segmen mikro dan small, masih berada di atas 60 persen dari total portofolio kredit BRI.
"Komitmen terhadap UMKM ini akan terus kami jaga sebagai identitas dan kekuatan utama BRI," kata Hery.
Sejalan dengan itu, Komisaris Utama BRI Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa melalui rebranding ini, BRI menegaskan posisinya sebagai bank yang hadir untuk seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah perdesaan maupun perkotaan. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan nasabah, termasuk generasi muda, sekaligus memperkuat hubungan dengan nasabah eksisting di seluruh Indonesia.
“Korporasi, konsumer, komersial, dan mikro tetap menjadi core bisnis utama BRI. Namun, melalui pendekatan ekosistem, Perseroan berharap dapat menghubungkan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki rantai pasok dengan pelaku usaha mikro, sehingga segmen mikro dapat masuk ke dalam supply chain perusahaan besar. Hal ini sejalan dengan identitas yang diperkenalkan Perseroan, yang merepresentasikan semangat ‘Satu Bank untuk Semua’, baik di wilayah rural maupun urban,” ucap Kartika.
Pada kesempatan yang sama, COO Danantara Indonesia Dony Oskaria mengatakan bahwa perubahan ekspektasi nasabah semakin dipengaruhi oleh pengalaman mereka dalam menggunakan layanan. Kondisi tersebut menjadikan transformasi sebagai sebuah keniscayaan. Transformasi dimaksud harus berakar pada upaya berkelanjutan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan nasabah, bahkan melampaui harapan mereka.
“Setiap perusahaan akan mengalami proses transformasi dari waktu ke waktu. Apa yang dilakukan BRI saat ini berangkat dari pemahaman bahwa branding memegang peran yang sangat penting. Branding merefleksikan bagaimana perusahaan ingin dirasakan oleh nasabahnya (how we want to be perceived by our customers). Tanpa kejelasan tersebut, perusahaan berisiko berjalan tanpa arah,” ujarnya.