Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil

Rabu, 17 Desember 2025 | 13:46 WIB
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. [Suara.com/Novian]
Baca 10 detik
  • Menteri ESDM Bahlil menanggapi perintah Presiden Prabowo agar daerah Papua menanam kelapa sawit guna mencapai swasembada energi.
  • Perintah tersebut fokus memaksimalkan potensi sumber daya nabati sebagai bahan baku energi terbarukan seperti program B50 dan mandatori E10.
  • Prabowo menginginkan Papua memproduksi BBM dari kelapa sawit dan etanol dari tebu atau singkong dalam lima tahun.

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara terkait perintah Presiden Prabowo Subianto yang meminta  pemerintah daerah di Papua untuk menanam kelapa sawit untuk swasembada energi.

Bahlil menyebut, perintah Prabowo bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya alam guna mencapai ketahanan energi. 

"Swasembada energi yang dimaksud presiden adalah kita harus memaksimalkan, mengoptimalkan seluruh potensi-potensi yang ada di negara kita. Ada fosil, Ada nabati," kata Bahlil di Istana Kepresidenan yang dikutip pada Rabu (17/12/2025). 

Bahlil menjelaskan, dalam mandatori B40 yang telah dijalankan pada tahun ini dan B50 yang akan mulai diterapkan pada semester II 2026,  salah satu bahan baku campurannya bersumber dari crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang produk turunannya fatty acid methyl ester atau Fame

"Kan kalau kita bicara tentang B40, B50 itu kan campuran dari fame. Fame itu sawit atau CPO dengan metanol dicampur solar. Ke depan, kita mau dorong B50, maka potensi untuk penambahan bahan baku kan semakin tinggi," ujarnya. 

Selain B40 dan B50, yang ditujukan untuk mengurangi impor solar, pemerintah juga akan menjalankan mandatori E10 pada 2027 guna menekan kebutuhan impor bensin. 

Ilustrasi kelapa sawit. [Suara.com/Eko Faizin]
Ilustrasi kelapa sawit. [Suara.com]

"Maka yang harus kita lakukan adalah membuat program mandatori E10, E20, atau E-30 dan itu bahan bakunya adalah etanol," kata Bahlil. 

Dijelaskannya, etanol bahan bakunya berasal dari tumbuhan yang umum ditemui di Indonesia seperti singkong, tebu, dan jagung. Bahlil pun menyebut Papua menjadi wilayah  yang tepat menjadi bagian sumber produksinya. 

"Saya pikir Papua salah satu wilayah yang bisa dijadikan sebagai bagian dari produksi bahan baku etanol," ujarnya. 

Baca Juga: Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan

Saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Papua dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, Prabowo menyinggung soal ketahanan energi di wilayah tersebut. 

Prabowo menyebut untuk kebutuhan listrik yang aksesnya sulit bisa memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan pembangkit listrik tenaga air. 

Semenetara untuk kebutuhan BBM, Prabowo berharap di Papua ditanami kelapa sawit hingga tebu yang dapat diolah menjadi bahan bakar nabati. 

"Dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit, juga tebu menghasilkan etanol, singkong cassava juga untuk menghasilkan etanol sehingga kita rencanakan dalam 5 tahun semua daerah bisa berdiri di atas kakinya sendiri, swasembada pangan dan swasembada energi," kata Prabowo di Istana Kepresidenan pada Selasa (16/12/2025). 

Prabowo optimis dengan cara itu, negara bisa menghemat subsidi untuk kebutuhan BBM dalam negeri.

"Dengan demikian kita akan menghemat ratusan triliun untuk subsidi, ratusan triliun untuk impor BBM dari luar negeri," sambungnya," kata Prabowo.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI