Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:58 WIB
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
Ilustrasi pemanfaatan EBT untuk nelayan. [Dok Pertamina NRE].
Baca 10 detik
  • CPI Indonesia meluncurkan panduan praktis berjudul 'Operationalizing JETP Just Transition Standard 9 in Maluku' untuk transisi energi berkeadilan.
  • Studi kasus di Maluku menunjukkan energi terbarukan meningkatkan ekonomi lokal, misalnya pendapatan nelayan di Pasir Putih meningkat signifikan.
  • CPI mengusulkan model transisi tenaga kerja dan strategi operasional bertahap untuk mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.

Suara.com - Climate Policy Initiative atau CPI Indonesia meluncurkan laporan terbaru yang dapat dijadikan panduan praktis bagi transisi energi yang berkeadilan di wilayah terpencil. Panduan itu termuat dalam laporan berjudul, 'Operationalizing JETP Just Transition Standard 9 in Maluku'.

Dalam laporan tersebut memuat bagaimana peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan yang dapat memicu transformasi ekonomi besar-besaran di Indonesia Timur.

CPI setidaknya melakukan studi kasus di Desa Air Buaya dan Pasir Putih di Maluku, dua lokasi yang termasuk dalam program nasional de-dieselisasi Indonesia.

"Temuan kami di Maluku menunjukkan bahwa energi terbarukan bukan hanya solusi teknis, tetapi juga jalur menuju penguatan ekonomi lokal dan mata pencaharian yang lebih tangguh," ujar Direktur CPI Indonesia Tiza Mafira dalam keterangannya Kamis (18/12/2025). 

Ilustrasi energi terbarukan (Pixabay/Seagul)
Ilustrasi energi terbarukan (Pixabay/Seagul)

Studi kasus yang dilakukan CPI di Desa Air Buaya dan Pasir Putih, Maluku, menunjukkan bahwa program de-dieselisasi atau pengurangan pembangkit listrik tenaga diesel  bukan sekadar isu teknis penggantian mesin, melainkan peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal secara signifikan.

Di Desa Pasir Putih, CPI menemukan produktivitas nelayan tuna terhambat oleh pasokan listrik yang tidak stabil dari genset diesel, yang berakibat pada terbatasnya kapasitas produksi es untuk pengawetan hasil laut. 

Menurut laporannya, mengganti tenaga diesel dengan sistem rantai dingin berbasis energi terbarukan berpotensi signifikan meningkatkan pendapatan harian nelayan aktif dari Rp 43 juta menjadi Rp 368 juta. 

"Secara keseluruhan, total pendapatan tahunan sebesar Rp 53 miliar jauh melampaui biaya transisi sebesar Rp 10 miliar," kata Tiza. 

Sementara di Desa Air Buaya, laporan ini mengidentifikasi 18 pekerja pembangkit diesel yang berisiko kehilangan pekerjaan akibat de-dieselisasi.

Baca Juga: Energi Terbarukan Mulai Masuk Sektor Tambang dan Perkebunan

Namun, CPI menemukan bahwa para pekerja menunjukkan kesiapan tinggi untuk beralih peran. 

Untuk mengatasinya, CPI mengusulkan Self-Sustaining Workforce Transition Model. Model ini mencakup Integrated Knowledge Platform yang dikelola oleh PLN bersama pengembang listrik swasta untuk melatih tenaga kerja lokal agar ahli dalam mengoperasikan teknologi energi terbarukan.

Dalam laporannya, CPI juga mengusulkan Strategi Operasionalisasi Bertahap yang mencakup hibah katalitik, instrumen mitigasi risiko di wilayah berisiko tinggi, serta instrumen mitigasi risiko di wilayah berisiko menengah dalam mengembangkan infrastruktur rantai dingin berbasis energi terbarukan di Pasir Putih.

"Ketiga fase ini dirancang untuk secara bertahap mentransformasi ekonomi perikanan lokal dari ketergantungan pada donor menuju keberlanjutan finansial yang berorientasi pasar," kata Tiza. 

Dia pun menegaskan bahwa transisi energi Indonesia hanya akan dianggap berhasil jika memberikan keuntungan ekonomi nyata bagi masyarakat.

"Standar 9 JETP menuntun kita untuk menempatkan masyarakat sebagai pusat transisi. Dengan menyelaraskan peningkatan keterampilan tenaga kerja dan mobilisasi pembiayaan infrastruktur produktif, kita memastikan masyarakat tidak hanya beradaptasi, tetapi juga berkembang," tegasnya. 

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI