Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya

Senin, 22 Desember 2025 | 17:30 WIB
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
Nilai tukar rupiah drop pada Senin (22/12/2025). [Antara]
Baca 10 detik
  • Pada Senin (22/12/2025), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,16% menjadi Rp16.777 per dolar AS.
  • Pelemahan rupiah dipicu kehati-hatian pasar jelang data ekonomi AS dan kekhawatiran suku bunga Bank Indonesia.
  • Pergerakan rupiah berlawanan dengan mayoritas mata uang Asia yang cenderung mengalami penguatan pada hari tersebut.

Suara.com - Nilai tukar rupiah berbalik melemah pada penutupan hari ini Senin (22/12/2025). Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah di pasar ditutup pada level Rp16.777 per dolar Amerika Serikat (AS), drop melemah 0,16 persen dibanding penutupan pada Jumat yang berada di level Rp 16.750 per dolar AS.

Sedangkan, kurs rupiah di Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.773 per dolar AS.

Ekonom dari Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan kurs rupiah seiring sikap hati-hati pelaku pasar menjelang rilis lanjutan data ekonomi AS.

“Pelemahan ini sejalan dengan penguatan terbatas dolar AS di pasar global, seiring meningkatnya kehati-hatian pelaku pasar menjelang rilis lanjutan data ekonomi Amerika Serikat serta pergerakan imbal hasil US Treasury yang kembali naik tipis,” kata Taufan di Jakarta.

Kondisi tersebut dinilai mendorong arus dana cenderung defensif dan membatasi ruang penguatan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Sebelumnya, mengutip Anadolu, tercatat Consumer Price Index (CPI) tahunan AS sebesar 2,7 persen pada bulan November 2025 atau lebih rendah dari proyeksi pasar 3,1 persen dan turun dari 3 persen pada bulan September 2025.

Adapun tingkat inflasi bulanan adalah 0,2 persen pada bulan November, turun dari 0,3 persen pada bulan September. Pada bulan Oktober, data inflasi tidak dirilis karena penutupan pemerintah federal.

Di sisi lain analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi sentimen dalam negeri, khususnya terkait suku Bungan Bank Indonesia (BI).

"Rupiah ditutup kembali melemah terhadap dolar AS di tengah kekuatiran prospek suku bunga BI yang terus membebani," bebernya.

Baca Juga: Mengapa Rupiah Loyo di 2025?

Ia menilai tekanan terhadap rupiah akan berlanjut hingga tahun depan.

"Indeks dolar AS sendiri terpantu turun hari ini. Saya melihat rupiah bukan hanya masih tertekan hingga akhir tahun, namun juga hingga tahun depan," tandasnya.

Pergerakan rupiah ini berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di Asia. Baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,78 persen Disusul, yen Jepang yang melesat 0.18 persen.

Selanjutnya ada dolar Singapura terkerek 0,13 persen dan dolar Taiwan yang menanjak 0,07 persen. Lalu ada yuan China yang terangkat 0,04 persen.

Berikutnya dolar Hongkong yang naik 0,03 persen serta peso Filipina yang sudah ditutup stabil dengan kecenderungan menguat tipis pada hari ini.

Sementara itu, rupee India menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,28 persen. Kemudian ada won Korea Selatan yang turun 0,16 persen dan ringgit Malaysia yang melemah tipis 0,03 persen terhadap the greenback.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI