- IHSG dibuka menguat pasca libur panjang, mencapai level 8.545 dan terus melesat 0,22 persen hingga pukul 09.05 WIB.
- Pada waktu tersebut, transaksi melibatkan 2,18 miliar saham senilai Rp 1,22 triliun dengan 315 saham menguat dan 223 melemah.
- Proyeksi pekan terakhir Desember 2025 menunjukkan IHSG memiliki level resistance 8.650 dan support di 8.430.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada pembukaan setelah liburan panjang. IHSG menghijau di level 8.545.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG terus melesat 0,22 persen ke level 8.556.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,18 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,22 triliun, serta frekuensi sebanyak 206.800 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 315 saham bergerak naik, sedangkan 223 saham mengalami penurunan, dan 420 saham tidak mengalami pergerakan.
![IHSG terus menguat pada Desember 2025 dan diprediksi akan mencapai level psikologis baru 9000 di 2026. [Antarra]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/16/11166-ihsg.jpg)
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, BACA, MGNA, LINK, LEAD, ASJT, LRNA, BULL, DSFI, DOCI, ALII, GRPM.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, ATAP, FILM, SKBM, OLIV, PUDP, ITMA, ALDO, SUPA, HOMI, KEYA, PEGE.
Proyeksi IHSG
Pergerakan IHSG pada pekan terakhir Desember 2025 diperkirakan masih akan diwarnai volatilitas. Berdasarkan riset Phintraco Sekuritas, IHSG memiliki level resistance di 8.650, pivot di 8.550, dan support di 8.430.
Pada pekan lalu, indeks utama di Wall Street ditutup menguat. Kenaikan tersebut terutama ditopang saham-saham sektor keuangan dan industri yang secara musiman kerap mencatatkan kinerja positif di Amerika Serikat.
Baca Juga: Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
Optimisme investor juga didorong oleh berlanjutnya dampak positif Undang-Undang Pajak yang ditandatangani pada Juli lalu serta harapan pemangkasan suku bunga The Fed yang berlanjut hingga 2026.
Sementara itu, harga minyak mentah melemah seiring munculnya tanda-tanda kemajuan dalam perundingan perdamaian Rusia dan Ukraina.
Di sisi lain, harga emas kembali mencetak rekor tertinggi baru di level USD 4.530 per troy ounce, didorong meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.
Memasuki pekan ini, pelaku pasar mengantisipasi potensi terjadinya Santa Claus rally, yang secara historis terjadi pada lima hari perdagangan terakhir di tahun berjalan dan dua hari perdagangan pertama di awal tahun. Selain itu, investor juga masih mencermati arah kebijakan moneter The Fed pada 2026.
Meski saham sektor teknologi di Wall Street masih berada di bawah tekanan akibat kekhawatiran valuasi yang mahal, sektor-sektor lain dengan valuasi lebih moderat justru menjadi penopang penguatan indeks global dalam beberapa hari terakhir.
Dari dalam negeri, pasar akan menantikan rilis data PMI Manufaktur dan inflasi Desember. Secara teknikal, IHSG masih ditutup di bawah level MA5 dan MA20. Histogram negatif pada indikator MACD tercatat semakin melebar, sementara Stochastic RSI berada di area oversold tanpa indikasi pembalikan arah yang kuat.