- Kementerian PU melalui BPJN Aceh memulihkan infrastruktur utama pascabencana banjir bandang dan longsor di Aceh.
- Konektivitas jalan nasional lintas timur dan barat Aceh berangsur pulih untuk distribusi logistik dan mobilitas warga.
- Penanganan beragam meliputi pembersihan material, penimbunan oprit, dan pemasangan Jembatan Bailey pada beberapa ruas penting.
Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan pemulihan infrastruktur pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda Provinsi Aceh.
Sejumlah ruas jalan nasional yang sempat terdampak kini kembali fungsional sehingga konektivitas antarwilayah berangsur pulih.
Upaya pemulihan dilakukan Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh dengan fokus utama membuka kembali akses jalan nasional.
Langkah ini ditempuh untuk memastikan mobilitas masyarakat, kelancaran distribusi logistik, serta pemulihan aktivitas sosial dan ekonomi di wilayah terdampak.
“Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” kata Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangannya, Rabu (24/12/2025).
Kementerian PU memastikan lintas timur dan lintas barat Aceh pada prinsipnya telah berfungsi.
Pekerjaan yang masih dilakukan di kedua lintas tersebut berupa pembersihan sisa material banjir dan longsor.
Sementara di lintas tengah, penanganan difokuskan pada pemasangan Jembatan Bailey serta pemulihan badan jalan yang tergerus aliran sungai.
Untuk lintas timur Aceh, konektivitas telah kembali terhubung dari Kota Banda Aceh hingga perbatasan Provinsi Sumatera Utara.
Baca Juga: Akses Jembatan Krueng Tamiang Kembali Dibuka, Kementerian PU Pulihkan Konektivitas Warga
Ruas Banda Aceh–Meureudu kini dalam kondisi terhubung, disusul ruas Meureudu–Batas Pidie Jaya/Bireuen yang telah fungsional sejak 12 Desember 2025 usai penimbunan oprit jembatan yang runtuh.
Ruas Kota Bireuen–Batas Bireuen/Aceh Utara juga telah dapat dilalui melalui jalur alternatif menggunakan Jembatan Bailey di Awe Geutah dengan akses terbatas sejak 19 Desember 2025.
Selain itu, ruas Kota Lhokseumawe hingga Kota Langsa sudah bisa dilalui setelah pembersihan sedimen rampung pada 10 Desember 2025.
Sementara, ruas Kota Langsa–Kuala Simpang menyusul fungsional setelah penanganan sedimen selesai pada 19 Desember 2025.
Sementara ruas Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatera Utara kini telah dapat dilalui seluruh jenis kendaraan, meski pembersihan lumpur dan material kayu masih terus berlangsung.
Di wilayah tengah dan barat Aceh, sejumlah ruas strategis juga mulai kembali terhubung.