Rusia, Palagan Terakhir Lionel Messi untuk Masuk Panteon Maradona

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 20 Juni 2018 | 18:53 WIB
Rusia, Palagan Terakhir Lionel Messi untuk Masuk Panteon Maradona
Kapten Lionel Messi tampak kecewa dengan kegagalannya mencetak gol dari titik penalti saat menghadapi Islandia. Mladen ANTONOV / AFP

Maradona, kini berusia 57 tahun, menghibur Messi seusai laga tersebut.

“Kubilang kepada Mesi, ‘Hei, aku dulu melewatkan 5 penalti berturut-turut. Hasil imbang 1-1 melawan Islanda adalah kegagalan kolektif’, begitulah,” tutur Maradona.

Hal yang sama berlaku bagi Guillermo Aguirre, fans fanatik timnas Argentina yang turut ke Rusia, Messi tetap seorang bintang pujaan meski hasil PD 2018 tak seperti yang diharapkannya.

"Dengar, aku mencintai Messi, kita semua mencintainya. Dia sukses besar di klub, tapi bukan jaminan untuk tingkat internasional,” tutur Aguirre yang sedang berjalan-jalan di Nizhny Novgorod, Rabu (20/6), ketika para fans Argentina mulai berdatangan untuk pertandingan melawan Kroasia pada Kamis besok.

"Saya ingin melihat dia mengangkat tropi di Rusia, sehingga perdebatan apakah dia bisa setara Maradona bisa berakhir. Tapi bagaimana pun, perbandingan keduanya tidak adil bagi Messi,” tambahnya.

Sementara banyak pihak lain berharap Messi menyatakan pensiun dari timnas seusai PD 2018 Rusia. Messi sendiri pernah pensiun ketika kalah adu penalti di laga final Copa America 2016 melawan Chile. Namun, Messi lantas membatalkan pensiunnya tersebut.

“Messi sudah memenangkan Pemain Terbaik Dunia sebanyak lima kali. Dia juga sudah merasakan indahnya menjadi juara La Liga dan juga Liga Champions, apalagi?” kata penulis olah raga yang berbasis di London, Greg Lea, dalam artikelnya untuk The Sportman.

"Liga Champions sekarang adalah puncak dari permainan global dalam hal kualitas, dan Messi telah memenangkan itu pada beberapa kesempatan," tambahnya.

Nun jauh di Argentina, publik negeri itu sebenarnya sudah memuja Messi bak Maradona. Wajah Messi menghiasi banyak papan iklan.

Baca Juga: Portugal Vs Maroko, Susunan Pemain dan Formasi

Topeng, baju, dan buku-buku kisah hidupnya banyak di jual kepada publik Argentina. Tapi, kisah hidupnya memang tak sesimpatik Maradona.

Maradona, yang muncul dari perkampungan kumuh menjelma sebagai maha bintang sepak bola kesayangan publik Argentina pada zamannya.

Maradona pula yang berani membuka aibnya sendiri, yakni kecanduan obat-obatan dan alkohol. Setelah pensiun, publik semakin mencintai Maradona lantaran komitmennya terhadap pemerintahan sayap kiri di Argentina.

Sang legenda juga dihormati publik Amerika Latin bukan hanya kepiawaiannya menggocek bola dulu, tapi juga simpatinya terhadap politik Sosialisme yang diganderungi kawasan tersebut.

Sebaliknya, Messi sejak berusia 11 tahun sudah hijrah ke Spanyol, dan memiliki citra keluarga teladan. Tapi, jika dia gagal lagi di Rusia, tetap ada simpati dari rekan-rekan seprofesinya.

"Kamu tidak bisa memberikan semua tanggung jawab kepada Messi. Karena dengan begitu, apa gunanya kamu berada di sana?" kata mantan pemain depan Argentina, Claudio Caniggia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI