Jatuhnya Malaikat Kegelapan, Jose Mourinho dan Ideologi Anti-Football

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 21 Desember 2018 | 16:35 WIB
Jatuhnya Malaikat Kegelapan, Jose Mourinho dan Ideologi Anti-Football
Karikatur Jose Mourinho The Dark Angel [David Rowe/Perspective]

Namun, Mourinho tak benar-benar mengubah filosofi Anti-Football khas dirinya di lapangan. Pola yang sama, sangat kentara tatkala Setan Merah dipermalukan Liverpool pada Minggu (16/12) akhir pekan lalu, yang berujung pada pemecatan Mou.

”Pendekatan fundamental Mourinho sudah ketinggalan zaman. Ini adalah sepak bola analog di dunia digital,” cerca Miguel Delaney.

Manajer Manchester United, Jose Mourinho. [Oli SCARFF / AFP]
Manajer Manchester United, Jose Mourinho. [Oli SCARFF / AFP]

Bukan Pragmatis, Tapi Ideologis

Seringai mengejek, mengangkat bahu, dan bermantel hitam—dengan semua gayanya di pinggir lapangan tersebut, membuat Mourinho tak ambil pusing terhadap sinisme penggemar sepak bola terhadap dirinya.

Jonathan Wilson, penulis buku Angels With Dirty Faces: The Footballing History of Argentina (2016), berdasarkan tiga ciri-ciri itu tak segan-segan menyebut Mourinho sebagai malaikat kegelapan alias dark angel.

"Tak ada yang begitu efektif membunuh permainan, tak ada yang kurang peduli terhadap pertunjukan besar di lapangan hijau ketimbang Mourinho. Ditambah seringainya, gaya mengangkat bahu, dan mantel hitam, dia adalah malaikat kegelapan sepak bola modern," tulis Jonathan Wilson dalam laman Newstatesman, 1 April 2018.

Julukan yang diberikan Wilson itu bukan tanpa alasan kuat. Mourinho sejak lama dikenal sebagai sosok pelatih yang tak memedulikan aspek hiburan tatkala timnya berlaga.

Bagi Pakde Mou, timnya berlaga untuk menang, bukan menghibur penonton dengan permainan indah. Mourinho berprinsip, justru kemenangan timnya lah yang menjadi hiburan terbaik bagi penonton.

Filosofi Anti-Football itu pula yang diboyong Mourinho ketika didapuk menjadi pelatih Man United. Tindakan itu terbilang berani.

Baca Juga: Diskon Akhir Tahun, Cek Promo dari 3 Toko Furniture Ternama Ini!

Sebab, Man United adalah klub tersukses sepanjang sejarah sepak bola Inggris, klub terkaya di dunia, dan sejak era 1950-an, United adalah sinonim dari permainan menyerang nan indah sekaliguh pongah.

“Terkadang, saya merasa orang-orang berpikir bahwa bertahan dalam permainan sepak bola adalah tindakan kriminal," ketus Mourinho  pada Oktober 2017, setelah United menang 1-0 atas Benfica dalam leg pertama Liga Champions.

Dalam kemenangan melawan Benfica di Lisbon itu, United benar-benar bertahan sejak unggul satu gol. "Tapi bagiku, itu bukan kejahatan," tukasnya.

Pernyataannya itu, bagi Jonathan Wilson, adalah khas premis apologi. Mourinho menggambarkan dirinya sebagai korban, tapi meninggalkan konteks bahwa gaya defensif adalah menunjukkan skuat asuhannya takut untuk menyerang.

”Pernyataan pembelaan seperti itu adalah sepotong pepatah klasik Mourinhismo,” cemooh Wilson.

Mengutip cemoohan legendaris Lev Filatof—penulis isu-isu sepak bola asal Rusia—pola permainan ultra-defensif alias Anti-Football seperti yang diperagakan Mourinho itu sebagai ”hak asasi bagi kaum lemah!”

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI