Ada dari Indonesia, Ini 6 Skandal Pengaturan Skor yang Menggegerkan Dunia Sepak Bola

Reky Kalumata Suara.Com
Senin, 01 November 2021 | 14:19 WIB
Ada dari Indonesia, Ini 6 Skandal Pengaturan Skor yang Menggegerkan Dunia Sepak Bola
Ilustrasi pengaturan skor sepak bola (Shutterstock).

Saat laga berjalan imbang dengan skor 2-2, tiba-tiba pemain timnas, Mursyid Effendi, sengaja mencetak gol bunuh diri. Alhasil, ia dilarang bermain seumur hidup dan Indonesia serta Thailand dijatuhi denda 40 ribu dolar.

3. Olympique Marseille (1993)

Tahun 1993, Olympique Marseille membuat sejarah sebagai tim Prancis satu-satunya yang berhasil menjuarai Liga Champions. Sayangnya prestasi itu ternoda dengan adanya skandal pengaturan skor saat Marseille menjuarai Ligue 1 Prancis di tahun yang sama.

Kala itu, pemain Marseille, Jean-Jacques Eydelie dikabarkan mendekati tiga pemain lawan di Ligue 1 dan menawarkan sejumlah uang agar lawan mengalah dan tak membuat pemain Marseille cedera jelang final Liga Champions.

Alhasil, bos Marseille dihukum dua tahun larangan berkecimpung di sepak bola dan Eydelie dilarang aktif di sepak bola lagi.

4. Lazio vs AC Milan 1980

Jauh sebelum Calciopoli, sepak bola Italia juga pernah tercoreng dengan skandal pengaturan skor yang terjadi di laga Lazio vs AC Milan pada tahun 1980.

Skandal itu lahir karena inisiatif dua pengusaha, Massimo Cruciani dan Alvaro Trinca. Kedua pengusaha tersebut mengakui bahwa beberapa pemain Italia yang juga langganan di restorannya, menjual pertandingan.

Saat kasus itu terbongkar, polisi langsung meringkus 33 pemain dari enam klub di Serie A dan Serie B. AC Milan dan Lazio bahkan harus terdegradasi ke Serie B di musim itu.

Baca Juga: Persiba Balikpapan Resmi Tunjuk Fakhri Husaini Jadi Pelatih

5. PSS Sleman vs PSIS Semarang 2014

Selain timnas Indonesia yang pernah terlibat pengaturan skor, klub Indonesia pun juga pernah terlibat. Kedua klub itu adalah PSS Sleman dan PSIS Semarang.

Pengaturan skor terjadi pada 2014 di mana laga antara keduanya berkesudahan 3-2. Anehnya, lima gol tersebut dicetak lewat gol bunuh diri.

Kedua tim sama-sama tak ingin menang kala itu karena tak mau bertemu Pusamania Borneo FC di semifinal. Karenanya, kasus ini pun menjadi perhatian sehingga dijuluki sepak bola gajah.

6. Liga Jerman 2005

Sepak bola Jerman pun tak luput dari objek untuk pengaturan skor. Hal ini terjadi pada 2005 silam yang terjadi di Divisi Dua, DFB Pokal, dan Divisi Tiga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI