Zico, Korban Perang yang Dibina Man United Jadi Pemain Profesional

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 06 November 2021 | 18:30 WIB
Zico, Korban Perang yang Dibina Man United Jadi Pemain Profesional
Friday Zico, korban perang yang sempat dibina Manchester United sebelum jadi pesepak bola profesional. [Instagram/@Fridinho10]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa sangka lari dari peperangan dari negaranya, Sudan, membuat Friday Zico tumbuh dewasa dengan Manchester United hingga menjadi seorang pesepak bola profesional di Australia.

Lahir di Sudan Selatan pada November 1994, Friday Oyele Zico Paul tumbuh di lingkungan keras di sebuah kota kecil bernama Magwi.

Friday Oyele Zico Paul merupakan bagian dari suku Acholi, salah satu suku dari 162 suku yang membentuk Sudan Selatan, berasal dari Khatulistiwa Timur.

Zico kecil hidup dengan ketakutan yang sangat amat karena perang konflik antara pemberontak yang kerap menculik anak-anak muda untuk dijadikan sebagai tentara.

Dilansir dari Planet Football, Zico salah satu dari anak yang ditangkap untuk kemudian dijadikan budak dari rezim Joseph Kony, pemberontak sekaligus pembunuh.

"Suku kami telah mengalami perang saudara. Pemberontak menculik anak-anak dan mengubah mereka menjadi tentara," ucap Zico.

"Saya adalah salah satu dari mereka yang ditangkap oleh Joseph Kony, pemimpin Lord Resistance Army, pembunuh jutaan orang dan terus meningkat," imbuhnya.

Suku Acholi pada dasarnya merupakan orang-orang baik yang rela bekerja keras demi menyambung hidup, bekerja di sektor pertanian.

Kemudian hasil panen dijual dan keuntungan dari penjualan itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, namun Zico terpaksa meninggalkan kota kelahirannya.

Baca Juga: Man United vs Man City: Ole Punya Rekor Impresif saat Jumpa Guardiola

Ia melarikan diri dari Magwi pada 2004 ke Uganda, sebelum akhirnya mencari suaka dan diterima oleh pemerintah Australia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI