Suara.com - Cedera menjadi momok menakutkan bagi pesepak bola. Tak jarang karena cedera yang pernah dideritanya, para pemain kesulitan untuk kembali bermain di level tertinggi seperti sebelumnya.
Permainan sepak bola yang melibatkan kontak fisik membuat resiko cedera hadir untuk para pemainnya. Di Indonesia pun, banyak pemain yang kariernya terhenti akibat cedera.
Adapun cedera-cedera yang bisa mengakhiri karier para pemain antara lain cedera metatarsal, cedera ligamen, cedera tibia-fibula, dan cedera engkel.
Keempat cedera ini bisa membuat pemain kesulitan untuk menendang, berlari atau bahkan berjalan sehingga kariernya di sepak bola harus terhenti.
Selain itu, ada beberapa cedera lain yang bersifat traumatis sehingga membuat pemain tak seagresif biasanya atau bermain jauh di bawah performa sebelumnya seperti cedera ACL atau cedera ligamen lutut anterior.
Di indonesia, ada beberapa pemain yang sempat mengalami cedera parah dan berada di ujung kariernya, namun kemudian berhasil pulih dan bangkit. Kira-kira, siapa saja pemain tersebut? Berikut daftarnya.
1. Boaz Solossa
![Pemain baru Borneo FC, Boaz Solossa. [HO/Instagram@borneofc.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/27/18214-boaz-solossa-borneo-fc.jpg)
Tak ada yang meragukan kapasitas Boaz Solossa sebagai pemain depan yang komplit, dengan memiliki skill tinggi dan ketajaman. Karenanya ia dianggap bakat emas Indonesia di masa muda.
Namun di tengah menterengnya kariernya, Boaz kerap menepi karena harus dihantam cedera parah sejak muda. Cedera parah pertama terjadi di Piala AFF 2004 kala ia mengalami patah kaki karena tekel Baihakki Khaizan, pemain Singapura.
Baca Juga: Jelang Belanda vs Norwegia, Van Gaal Cedera Jatuh dari Sepeda
Setelahnya saat kembali membela tim nasional Indonesia, Boaz mengalami cedera parah lagi pada 2007 yakni cedera patah tulang pergelangan kaki kala melawan Hong Kong yang membuatnya harus absen 10 bulan.

Maman Abdurrahman juga pernah harus menepi dari lapangan hampir setahun lamanya akibat cedera ligamen yang ia terima kala berusia 32 tahun. Cedera itu ia dapatkan saat melawan Sriwijaya FC di laga pramusim sebelum Liga Indonesia 2014 dimulai.
Saat itu di usia yang sudah 32 tahun dengan riwayat cedera parah, Maman bisa dikatakan telah habis. Namun pada awal 2015, Bambang Nurdiansyah menyelamatkan kariernya dengan membawanya ke Persita Tangerang.
Bambang juga membawanya ke Persija Jakarta di tahun yang sama. Hingga akhirnya Maman pulih dan berhasil membawa Macan Kemayoran meraih gelar juara pada 2018.