Mengenal Piala Intertoto, Turnamen Gagasan FIFA yang Bubar pada 2007

Rauhanda Riyantama Suara.Com
Sabtu, 20 November 2021 | 07:34 WIB
Mengenal Piala Intertoto, Turnamen Gagasan FIFA yang Bubar pada 2007
Marseille saat juara Piala Intertoto pada 2005. (GERARD JULIEN / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada 1995, Piala Intertoto yang independen ini pun diambil alih oleh UEFA sebagai kompetisi resmi di bawah naungannya.

Dalam perjalanannya, Piala Intertoto dianggap tak menarik oleh banyak tim. Salah satu faktornya adalah waktu penyelenggaraan ajang ini.

Piala Intertoto dimainkan di musim panas yakni Juni hingga Agustus. Dalam periode tersebut, biasanya setiap tim Eropa melakukan tur pramusim.

Selain karena waktu, ajang ini dianggap tak menarik karena pesertanya tim-tim yang tak begitu punya nama besar di sepak bola Eropa.

Namun tetap saja pesertanya menjalani ajang ini dengan niat. Sebab, pemenang Piala Intertoto berkesempatan tampil di Piala UEFA.

Dengan kata lain, Piala Intertoto menjadi turnamen pramusim yang punya hadiah menarik yakni membuat sebuah tim bisa bermain di ajang kelas dua sekelas Piala UEFA.

Ada alasan lain mengapa Piala Intertoto dianggap tak menarik. Selain karena waktu dan tim pesertanya, ajang ini dianggap tak menarik karena hadiah atau trofi yang diberikan.

Selain mendapat tempat di Piala UEFA, hadiah yang diberikan Piala Intertoto adalah sebuah trofi yang hanya seukuran deodoran atau hanya segenggam tangan saja.

Lambat laun, trofi sebesar deodoran itu diubah menjadi plakat. Hal inilah yang membuat turnamen ini kehilangan gengsinya kendati dinaungi UEFA.

Baca Juga: Barcelona Vs Espanyol, Tak Ada Pedri dan Ousmane Dembele di Laga Debut Xavi Hernandez

Di awal berdirinya, Piala Intertoto selalu punya juara sejati sejak 1961 hingga 1967. Selebihnya, turnamen ini tak punya juara sejati karena terkadang gelar juara dibagi ke 7 tim berbeda.

Setelah dinaungi UEFA, juara Piala Intertoto bahkan bisa dua hingga tiga tim sebelum di masa-masa berakhirnya Piala Intertoto barulah format juara diberikan ke satu tim saja.

Pemberian gelar juara ini pun berkesinambungan dengan jargon Piala Intertoto di bawah UEFA yakni ‘No Final, No Winner, No Trophy’. Bisa dikatakan, ajang ini tak menjual sama sekali.

Hingga akhirnya pada 2007 Michel Platini selaku Presiden UEFA, menghapus Piala Intertoto dan menggantikannya dengan Kualifikasi Liga Europa yang membuat kualifikasi ajang itu berubah menjadi empat tahapan.

(Kontributor: Zulfikar Pamungkas)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI