Disinyalir, kalimat dan aksi Hacking ini dilakukan sebagai protes atas adanya keributan antara oknum suporter di laga Persija vs Sriwijaya FC.
3. Website PSSI Diretas
Tak hanya website resmi klub, website induk sepak bola Indonesia atau PSSI pun pernah diretas oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.
Peretasan ini terjadi usai tumbang 0-4 di leg pertama final Piala AFF 2020 lalu. Peretasan ini dilakukan sebagai bentuk protes atas buruknya permainan Indonesia yang tak seperti biasanya.
“Indonesia mainnya bapuk apa karena Ketum PSSI masuk ganti pemain? Yok Indonesia bisa yok, masih ada leg 2, semangat!,” bunyi kalimat yang di tulisan Hacker di halaman muka web PSSI.
4. Situs Liga Indonesia Diretas
Tak cukup situs klub dan situs PSSI, website operator Liga Indonesia pun juga pernah diretas. Kejadian ini terjadi pada 2015, saat Liga QNB.
Aksi peretasan diduga terjadi karena kekecewaan setelah liga dihentikan dengan alasan Force Majeure. Adanya campur tangan pemerintah juga membuat kompetisi Indonesia tak berjalan akibat sanksi FIFA.
[Penulis: Felix Indra Jaya]
Baca Juga: Tiga Klub yang Diprediksi Bakal Juara Liga 1 2022/23, Nomor Satu Persib Bandung