Suara.com - Timnas Belanda akan menantang Argentina di perempat final Piala Dunia 2022. Melihat permainan yang mereka tunjukkan, mungkin banyak yang terkejut De Oranje mampu melaju jauh di ajang ini. Lalu apa rahasianya?
Louis van Gaal selaku pelatih Timnas Belanda mendapat sorotan dan kritik setelah timnya memainkan tiga pertandingan Grup A tanpa kekalahan guna melaju ke 16 besar dengan status juara grup.
Belanda tercatat meraih dua kemenangan dan satu imbang di fase grup yakni mengalahkan Senegal (2-0) dan tuan rumah Qatar (2-0), serta bermain imbang 1-1 dengan Ecuador.
![Bek Belanda Denzel Dumfries merayakan dengan rekan setimnya setelah mencetak gol saat pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia 2022 antara Belanda dan AS di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, Sabtu (3/12/2022). [ADRIAN DENNIS / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/04/25554-belanda-vs-amerika-serikat-piala-dunia-2022-qatar-denzel-dumfries.jpg)
Meski meraih hasil memuaskan, kritik yang menyebut permainan Belanda membosankan pun bermunculan, tak terkecuali dari mulut para jurnalis peliput Piala Dunia 2022.
Van Gaal pun membalas komentar reporter dengan menyebut itu cuma opini pribadi. Dia menolak label membosankan disematkan kepada timnya yang terbukti tampil ciamik tanpa kekalahan.
"Itu pendapatmu tapi menurutku pendapatmu bukan pendapat yang benar," kata Louis van Gaal dikutip dari SportsBrief.
![Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal. [LUKA GONZALES / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/11/17/30366-louis-van-gaal-timnas-belanda.jpg)
Selepas fase grup, De Oranje melanjutkan penampilan solidnya dengan mengalahkan Timnas Amerika Serikat dengan skor 3-1 di babak 16 besar.
Mereka mampu menang meyakinkan kendati sepanjang pertandingan lebih banyak bertahan dan membiarkan Amerika Serikat tampil dominan dalam aspek penguasaan bola.
Permainan yang ditunjukkan Belanda-nya Van Gaal dianggap tidak mencerminkan filosofi sepak bola Belanda yang mengusung "Total Football", permainan menyerang nan dominan.
Baca Juga: Pelatih Kroasia Akui Takut Jumpa Brasil di 8 Besar Piala Dunia 2022: Kalau Bisa di Final Saja
Terkait hal itu, gelandang Belanda, Davy Klaassen mengisyaratkan bahwa dia dan rekan-rekannya ingin tampil sebagaimana filosofi sepak bola mereka, tetapi terpaksa bermain pragmatis karena keadaan.
Dengan komposisi pemain yang ada, Belanda dinilainya lebih baik bermain dengan kedisiplinan tinggi alih-alih tampil menyerang ala Total Football.
Tercatat, skuad Belanda saat ini "cuma" diisi delapan tim papan atas yakni Virgil van Dijk (Liverpool), Nathan Ake (Man City), Stefan de Vrij (Inter), Denzel Dumfries (Inter), Tyrell Malacia (Man United), Matthijs de Ligt (Bayern Munich), Frenkie de Jong (Barcelona) dan Memphis Depay (Barcelona).
Sisanya tersebar di klub-klub papan tengah atau klub liga domestik mereka yakni Eredivisie seperti Heerenveen, Ajax, Feyenoord, Bayer Leverkusen, PSV, Club Brugge, hingga Atalanta.
"Tentu saja kami ingin [bermain dengan 'gaya Belanda'], tapi pada akhirnya Anda ingin menang dan ini [hal] yang paling penting," kata Klaassen.

Di babak perempat final, Belanda akan menantang Argentina, tim yang mengalahkan mereka di semifinal Piala Dunia 2014 lewat adu penalti menyusul hasil imbang 0-0 di Sao Paulo.