Mengenang Tragedi Berdarah Stadion Port Said Mesir: 74 Suporter Tewas, Kepolisian Diduga Terlibat

Arief Apriadi Suara.Com
Kamis, 02 Februari 2023 | 10:18 WIB
Mengenang Tragedi Berdarah Stadion Port Said Mesir: 74 Suporter Tewas, Kepolisian Diduga Terlibat
Polisi anti huru hara Mesir berjaga saat suar dilemparkan saat pertandingan sepak bola antara Al-Masry dan Al-Ahly di Port Said pada 1 Februari 2012. Sedikitnya 74 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat pendukung lawan bentrok setelah pertandingan menyoroti kekosongan keamanan di Mesir pasca-revolusi. FOTO AFP/STR STR/AFP

Suara.com - Mengenang tragedi berdarah di Stadion Port Said, Mesir pada 1 Februari 2012 yang menewaskan setidaknya 74 suporter. Pihak kepolisian diduga terlibat dalam insiden ini.

Laga yang paling ditunggu saat itu antara Al-Masry dan Al-Ahly justru berakhir dengan tragedi berdarah yang membuat nyaris ratusan orang meregang nyawa.

Sementara ribuan suporter lainnya mengalami luka-luka akibat bentrok suporter yang pecah di tengah pertandingan sedang berlangsung.

Pemain sepak bola Al-Ahly melarikan diri dari bentrokan antara penggemar setelah pertandingan melawan Al-Masry di Port Said pada 1 Februari 2012. Sedikitnya 74 orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika penggemar saling bentrok menyoroti kekosongan keamanan di Mesir pasca-revolusi. FOTO AFP/STRSTR/AFP.
Pemain sepak bola Al-Ahly melarikan diri dari bentrokan antara penggemar setelah pertandingan melawan Al-Masry di Port Said pada 1 Februari 2012. Sedikitnya 74 orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika penggemar saling bentrok menyoroti kekosongan keamanan di Mesir pasca-revolusi. FOTO AFP/STRSTR/AFP.

Diawali dengan invasi suporter Al-Masry ke tribun suporter lawan, selain itu mereka juga menyerbu lapangan yang dipenuhi para pemain kedua kubu.

Usut punya usut, kerusuhan yang terjadi bukan dendam antarsuporter, pemicu tragedi ini justru berasal dari pihak kepolisian.

Banyak yang menyebut jika penyebab kerusuhan disebabkan karena situasi politik, tuduhan terhadap pihak kepolisian dan angkatan bersenjata.

Para terdakwa bereaksi di balik jeruji besi setelah vonis dalam sidang ulang mereka atas kerusuhan stadion tahun 2012 di kota kanal Port Said yang menewaskan 74 orang, pada 9 Juni 2015 di sebuah pengadilan di ibu kota Mesir, Kairo. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati terhadap 11 penggemar sepak bola atas kerusuhan yang pecah ketika pendukung tim tuan rumah Al-Masry dan Al-Ahly bentrok setelah pertandingan liga utama antara kedua klub. FOTO AFP / AHMED GAMIL.
Para terdakwa bereaksi di balik jeruji besi setelah vonis dalam sidang ulang mereka atas kerusuhan stadion tahun 2012 di kota kanal Port Said yang menewaskan 74 orang, pada 9 Juni 2015 di sebuah pengadilan di ibu kota Mesir, Kairo. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati terhadap 11 penggemar sepak bola atas kerusuhan yang pecah ketika pendukung tim tuan rumah Al-Masry dan Al-Ahly bentrok setelah pertandingan liga utama antara kedua klub. FOTO AFP / AHMED GAMIL.

Kedua pihak tersebut dinilai telah melakukan konspirasi untuk memberi hukuman terhadap suporter Al-Ahly, karena sikap kritis terhadap kedua pihak tersebut usai revolusi Mesir.

Ultras Ah-Ahly merupakan salah satu kelompok masyarakat yang disebut paling vokal menyuarakan seruan untuk menjatuhkamn rezim Hosni Mubarak. Mereka termasuk dalam golongan seperti Ikhwanul Muslimin.

Jurnalis James M. Dorsey lewat artikel yang diterbitkannya menilai adanya situasi janggal yang sudah berlangsung lama.

Baca Juga: Bungkam Palmeiras, Al Ahly Raih Peringkat Ketiga Piala Dunia Antarklub

Mulai dari tidak adanya screening dari pihak keamanan yang ketat terhadap suporter sebelum masuk stadion, kemudian pembiaran pembentangan spanduk provokatif.

Selain itu banyak ujaran kebencian disertai ancaman pembunuhan dari suporter Al-Masry terhadap dan Al-Ahly, namun hal itu juga dibiarkan pihak keamanan.

Keluarga korban kerusuhan Stadion Port Said, Mesir pada Februari 2012 berkumpul di luar pengadilan di Kairo pada 9 Juni 2015 saat mereka menunggu putusan akhir dalam persidangan ulang penggemar sepak bola atas kerusuhan yang menelan 74 nyawa. rakyat. Pengadilan menguatkan hukuman mati terhadap 11 penggemar sepak bola. Kerusuhan Port Said, kerusuhan terkait olahraga paling mematikan di negara itu, pecah ketika pendukung tim tuan rumah Al-Masry dan Al-Ahly bentrok setelah pertandingan liga utama antara kedua klub. FOTO AFP / MOHAMED EL-SHAHEDMOHAMED EL-SHAHED / AFP
Keluarga korban kerusuhan Stadion Port Said, Mesir pada Februari 2012 berkumpul di luar pengadilan di Kairo pada 9 Juni 2015 saat mereka menunggu putusan akhir dalam persidangan ulang penggemar sepak bola atas kerusuhan yang menelan 74 nyawa. rakyat. Pengadilan menguatkan hukuman mati terhadap 11 penggemar sepak bola. Kerusuhan Port Said, kerusuhan terkait olahraga paling mematikan di negara itu, pecah ketika pendukung tim tuan rumah Al-Masry dan Al-Ahly bentrok setelah pertandingan liga utama antara kedua klub. FOTO AFP / MOHAMED EL-SHAHEDMOHAMED EL-SHAHED / AFP

Secara tiba-tiba, pengadilan Mesir kemudian memberi hukuman terhadap 73 terdakwa yang terdiri dari petugas polisi, ofisial klub Al-Masry.

Menariknya, 11 orang suporter Al-Masry menjadi korban atas tragedi tersebut setelah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan.

[Eko Isdiyanto]

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI