PSSI Bangga Timnas Indonesia Hampir Lolos Olimpiade di Era Sepak Bola Modern

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 11 Mei 2024 | 21:56 WIB
PSSI Bangga Timnas Indonesia Hampir Lolos Olimpiade di Era Sepak Bola Modern
Diskusi bertajuk "94 Tahun PSSI: Mau ke Mana?" yang berlangsung di GBK Arena, Senayan, Jakarta pada Sabtu (11/5/2024). [PSSI]

Suara.com - Kesuksesan Timnas Indonesia U-23 menduduki peringkat keempat Piala Asia U-23 2024 menjadi salah satu kado indah untuk PSSI yang belum lama ini merayakan ulang tahun ke-94 pada 19 April lalu. Meski pada akhirnya, tim nasional gagal berlaga di Olimpiade 2024.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga menilai pencapaian timnas U-23 sudah dapat dikatakan sangat bagus. Menurut Arya pencapaian kali ini terasa lebih istimewa karena bisa diraih di era sepak bola modern.

"Sekarang kita saksi sejarah bisa melihat Indonesia hampir masuk Olimpiade. Tipis banget," katanya dalam diskusi bertajuk "94 TAHUN PSSI: MAU KE MANA?" di GBK Arena, Senayan, Jakarta pada Sabtu (11/5/2024) sore.

"Tapi ini dicapai di situasi sepakbola modern. Di tahun 70-an mungkin belum kayak sekarang perkembangan persaingannya. Ini beda banget. Sekarang kompetisi modern dan kita bisa masuk di posisi itu," tambah Arya.

Menurut Arya, hasil ini merupakan kemajuan sepak bola Indonesia. Apalagi FIFA sebagai induk sepak bola dunia disebut olehnya sampai terkejut.

Sebab dalam perjalanannya timnas U-23 berhasil mengalahkan sejumlah negara kuat seperti Australia (1-0), Yordania (4-1), dan KoreaSelatan (2-2, adu penalti 11-10). Menurut Arya, timnas U-23 saat ini adalah generasi emas Indonesia. Rizky Ridho dan kolega pun dipercaya masih bisa lebih baik mengingat usianya masih pada muda.

Skuad Timnas Indonesia U-23. (pssi.org)
Skuad Timnas Indonesia U-23. (pssi.org)

"Mereka ini rata-rata usianya 20 sekian. Sebagian besar itu masih bisa main di U-23 dua tahun lagi. Lalu timnas senior sekarang rata-rata usianya 23 tahun,"ujar Arya.

"Artinya dalam 5-6 tahun ke depan kita masih bisa bertarung dengan muda-muda. Mereka sekarang belum masa matangnya untuk usia pemain sepak bola. Indonesia kan matangnya 28 tahun. Jadi masih ada ruang besar untuk makin matang dan bagus. Saya yakin tahun-tahun mendatang makin menggila," imbuh Arya.

Mantan pemain timnas Indonesia Budi Sudarsono juga mengakui sepak bola Indonesia sudah mengalami kemajuan signifikan. Tapi, ia mengingatkan PSSI untuk tidak cepat puas.

Baca Juga: Jelang Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pelatih Filipina Blusukan Cari Pemain ke Eropa

"Dalam tiga sampai empat tahun ke belakang, ini harus ada introspeksi, apa kesalahannya, karena ini imbasnya ke timnas," terangnya.

"Misal saya lihat di EPA, minimal usia dini kan 30 laga per tahun, terus itu ideal apa engga? Makanya kita harus setiap tahun harus berbenah, walaupun sudah bagus, tetap harus berbenah," tambah Budi.

Eks penyerang Persik Kediri itu memilih Jepang untuk dicontoh. Menurutnya, negara berjuluk Negeri Sakura itu memiliki blue print sepak bola yang dieksekusi bertahun-tahun dan memetik buahnya saat ini.

"Padahal Jepang dulu belajar sama Indonesia kan. Mereka belajar sama kita, ya itu tadi, planning mereka rapi, setiap tahun tidak berubah, ada blue print yang dijaga," ucapnya.

"Ya itulah namanya usaha tidak mengkhianati hasil, usaha terus, tidak cuma ngomong banyak, mereka ada praktiknya. Kami juga sebagai mantan pemain ingin lihat Timnas tahu-tahu masuk Piala Dunia. Jadi itu keinginan kita dan doa kita supaya Timnas itu lebih bagus lagi," jelas Budi.

PSSI sendiri sudah memiliki blue print sepak bola Indonesia. Dalam cetak biru itu terdapat beberapa target ambisius seperti harus berada di peringkat 50 besar dunia pada 2045.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI