Sejarah Sepak Bola Filipina yang Hilang: Jejak Si Anjing Jalanan di LaLiga

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 28 Desember 2024 | 16:45 WIB
Sejarah Sepak Bola Filipina yang Hilang: Jejak Si Anjing Jalanan di LaLiga
Suporter timnas Filipina [Instagram]

Salah satu media China melaporkan di laga itu 6 pemain mengalami patah tulang, 4 dari China, 2 dari Filipina. Amechazurra wafat di Barcelona pada 13 Februari 1965.

Selain Amechazurra, ada juga pemain yang lahir di Manila, Filipina serta membela Barcelona. Ia adalah Juan Torena. Pemain berposisi sebagai striker ini tercatat bermain 50 pertandingan dan mencetak 16 gol.

Sepanjang kariernya di Barcelona, pemain yang alih profesi sebagai aktor Hollywood ini mempersembahkan dua gelar juara Catalan Cup untuk Barcelona.

Suami dari artis Hollywood, Natalie Moorhead itu meninggal dunia di California pada 27 Juni 1983.

Tak hanya Barcelona, pemain keturunan Filipina ada juga yang bermain untuk Real Madrid. Ia adalah Eduardo Teus.

Cuplikan bentrok Filipina vs Thailand. (Instagram/changsuek)
Cuplikan bentrok Filipina vs Thailand. (Instagram/changsuek)

Teus tercatat lahir di Manila pada 6 November 1896. Teus menjadi bagian dari Real Madrid dari 1913 hingga 1919. Ia berposisi sebagai penjaga gawang.

Kariernya terhenti karena mengalami cedera cukup serius. Ia banting setir sebagai wartawan sepak bola dan sempat mendapat tugas dari diktator Spanyol, Jenderal Franco untuk melatih La Furia Roja.

Teus tercatat melatih Spanyol dari 1941 hingga 1942 dan memainkan 6 pertandingan (3 kali menang, 2 imbang dan 1 kali kalah). Teus meninggal dunia di Bilbao pada 1958 akibat stroke.

Lalu ada nama bek Real Madrid periode 1927-1928 Felipe Calderon Kaiman, Marcelino Gálatas eks striker Atletico Madrid dan Bilbao kelahiran Manila, serta masih banyak lagi.

Baca Juga: 3 Alasan Timnas Filipina Bisa Juarai Piala AFF 2024: Konsistensi Jadi Kunci untuk Raih Trofi

Sayangnya nama-nama besar di atas tak mampu membawa Filipina ke panggung internasional. Sepak bola di Filipina kemudian mengalami penurunan pamor hingga sekarang.

Sepak bola di Filipina faktanya tak pernah lebih populer dibanding basket atau bisbol. Menariknya, salah satu literasi sejarah menyebutkan bahwa faktor sepak bola Filipina tak maju ialah stigma negatif.

Bagi masyarakat Filipina sejak dulu hingga saat ini menganggap sepak bola sebagai olahraga ras campuran dan bukan berasal dari kelas sosial tinggi.

Sejumlah usaha coba dilakukan oleh federasi sepak bola Filipina namun bola basket tetap menjadi olahraga nomor satu di negara itu. Tak heran jika kemudian kemenangan bersejarah atas Thailand di Piala AFF 2024 dianggap hal biasa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI