Ia mengaku mampu beroperasi di empat posisi berbeda: sayap kiri, sayap kanan, gelandang serang, dan striker.
Ini menjadi keuntungan besar bagi Romeny yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelatih, berbeda dengan Struick yang lebih terbatas di posisi sayap.
"Ada empat posisi yang bisa saya mainkan, tetapi saya lebih suka posisi segitiga di kiri, tengah, dan penyerang. Di mana pun pelatih membutuhkan saya, saya akan berada," pungkasnya.
Sebagai contoh, saat bermain di FC Utrecht, Romeny sering ditempatkan di sayap kanan—posisi yang bukan pilihan utamanya, tetapi tetap mampu memberi ancaman ke kotak penalti lawan.
Meskipun ia lebih suka bermain di posisi segitiga antara kiri, tengah, dan striker, Romeny siap menempati posisi apapun yang dibutuhkan pelatih.
Duel di lini depan antara Ole Romeny dan Rafael Struick akan sangat menarik untuk disaksikan.
Di sisi lain, pertandingan Timnas Indonesia melawan Australia pada 20 Maret dan Bahrain lima hari setelahnya di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta akan menjadi ajang pembuktian bagi siapa yang layak tampil sebagai penyerang utama.