Suara.com - Timnas Indonesia dan Patrick Kluivert bisa mengambil pelajaran dari pertemuan sebelumnya saat menjamu Bahrain pada Selasa (25/5/2025).
Pada pertemuan sebelumnya, 10 Oktober 2024 lalu, Timnas Indonesia ditahan imbang 2-2 oleh Bahrain. Terlepas dari kontroversi wasit, hasil itu harus memberi pelajaran.
Beberapa hal yang mungkin akan berbeda pada pertemuan kedua nanti adalah hadirnya pemain-pemain baru di Timnas Indonesia.
Ole Romeny dipastikan akan menjadi pilihan utama di lini depan, kemudian Joey Pelupessy berkesempatan debut melawan Bahrain.
Beberapa hal yang bisa dipelajari dari laga melawan Bahrain sebelumnya oleh Timnas Indonesia di antaranya.
1. Pressing Ketat Bahrain dari Lini Depan

Bahrain diprediksi akan bermain lebih bertahan saat bertandang ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK), tapi pressing ketat Bahrain tidak bisa dianggap sepele.
Pressing ketat Bahrain menjadi salah satu faktor yang membuat Timnas Indonesia kesulitan mengembangkan permainan pada babak pertama di pertemuan pertama.
Aliran bola jadi tidak lancar karena para pemain sulit melepaskan diri dari pengawalan ketat para pemain Bahrain. Kluivert harus mencari cara agar hal ini tidak mengganggu lagi distribusi bola.
Baca Juga: Indonesia Vs Bahrain: Kluivert Tebar Ancaman, GBK Siap Bergelora!
2. Antisipasi Bola Mati

Hal lain yang harus jadi perhatian Timnas Indonesia saat melawan Bahrain adalah antisipasi bola mati. Beberapa kali eksekusi bola mati Bahrain memberi ancaman buat Indonesia.
Hingga akhirnya gol penyama kedudukan dari Bahrain lahir di menit-menit akhir pertandingan. Sepak pojok Bahrain gagal diantisipasi oleh pemain Indonesia.
Antisipasi bola mati yang kurang maksimal ini tentu tidak boleh lagi terjadi di pertemuan kedua. Dua gol dari set piece saat melawan Australia juga harusnya memberi pelajaran berarti buat Kluivert untuk serius membenahi skema antisipasi.
3. Memanfaatkan Celah Blok Press Bahrain

Bahrain yang biasanya mengusung skema blok press saat bertahan memberikan situasi yang sulit untuk bisa menembus pertahanan mereka.