Suara.com - Manchester City tetap percaya diri dalam persaingan merebut gelar Premier League, meskipun masih tertinggal empat poin dari Liverpool. Pep Guardiola menegaskan bahwa peluang untuk menyalip The Reds masih terbuka lebar, mengingat performa impresif timnya dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam delapan laga terakhir di semua kompetisi, The Citizens berhasil mencatatkan delapan kemenangan beruntun. Performa gemilang tersebut menegaskan dominasi mereka, termasuk kemenangan telak 5-0 atas Burnley di ajang Piala FA.
Hasil ini semakin memperkuat keyakinan Guardiola bahwa timnya mampu mengejar empat trofi pada musim 2018-19.
Menurut Guardiola, konsistensi tim menjadi kunci utama dalam menghadapi persaingan ketat di puncak klasemen.
Ia menegaskan bahwa Manchester City hanya perlu menunggu momen yang tepat ketika Liverpool kehilangan poin. Dalam empat hingga enam pertandingan ke depan, ia optimistis situasi klasemen bisa berubah.
"Kami semakin mendekati Liverpool dan hanya menunggu hingga mereka tergelincir. Kita akan lihat apa yang akan terjadi pada empat hingga enam pertandingan berikutnya," kata dia.
Pendekatan Manchester City dalam menghadapi setiap laga pun menjadi fokus utama sang pelatih. Guardiola menekankan pentingnya menganalisis pertandingan satu per satu agar tetap berada di jalur kemenangan.
Dengan komitmen dan determinasi tinggi yang ditunjukkan oleh para pemain, City terus menjaga asa untuk mempertahankan peluang meraih trofi di berbagai ajang.

Momentum positif juga datang setelah Manchester City berhasil mengalahkan Liverpool dalam laga awal tahun 2019 dengan skor 2-1.
Baca Juga: Joey Pelupessy: Saya Mau Lihat Rizky Ridho Main di Liga Eropa
Kemenangan tersebut memberikan dorongan moral bagi tim dan semakin memperkuat keyakinan mereka untuk mengejar ketertinggalan di klasemen.
Dengan sisa pertandingan yang masih panjang, perburuan gelar Premier League musim ini diprediksi akan berjalan sengit.
Manchester City bertekad untuk mempertahankan performa terbaik mereka sambil menunggu kesempatan menyalip Liverpool di puncak klasemen.
Profil Manchester City
Manchester City Football Club, yang bermarkas di Manchester, Inggris, telah menjelma menjadi salah satu kekuatan dominan dalam sepak bola dunia. Didirikan pada tahun 1880 sebagai St. Mark's (West Gorton), klub ini mengalami berbagai transformasi sebelum akhirnya dikenal sebagai Manchester City pada tahun 1894.
![Hasil Liga Champions: Manchester City Dipecundangi PSG, Real Madrid Pesta Gol [x.com/OptaJoe]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/23/94763-manchester-city.jpg)
Sejarah panjang klub ini diwarnai dengan pasang surut, namun dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah akuisisi oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada tahun 2008, City mengalami revolusi yang mengubah wajah mereka secara fundamental.
Sebelum era kepemilikan baru, Manchester City dikenal sebagai tim yang memiliki basis penggemar setia namun jarang meraih gelar juara besar. Meskipun pernah menjuarai Liga Inggris (saat itu Divisi Pertama) pada tahun 1937 dan Piala FA beberapa kali, mereka juga mengalami periode sulit, termasuk degradasi ke divisi yang lebih rendah. Namun, kedatangan investasi besar membawa perubahan signifikan.
Dana segar yang mengalir memungkinkan City untuk mendatangkan pemain-pemain kelas dunia dan membangun infrastruktur modern. Etihad Stadium, kandang mereka, menjadi saksi bisu kebangkitan klub ini. Perekrutan pemain-pemain seperti Sergio Aguero, David Silva, Vincent Kompany, dan Yaya Toure menjadi fondasi kesuksesan City.
Gelar Premier League pertama di era modern diraih pada musim 2011-2012 dengan cara yang dramatis, mengungguli rival sekota Manchester United di detik-detik terakhir.
Kemenangan ini menjadi titik balik dan memicu era dominasi City di kancah domestik. Di bawah arahan manajer-manajer seperti Roberto Mancini dan Manuel Pellegrini, City terus meraih trofi, termasuk gelar Premier League lainnya dan berbagai gelar domestik lainnya seperti Piala FA dan Piala Liga.
Kedatangan Pep Guardiola pada tahun 2016 semakin meningkatkan level permainan Manchester City.
Dengan filosofi sepak bola menyerang yang berbasis penguasaan bola, Guardiola membawa City meraih rekor-rekor baru dan mendominasi Premier League. Musim 2017-2018 menjadi salah satu yang paling ikonik, di mana City meraih 100 poin, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain kesuksesan di level domestik, Manchester City juga berambisi untuk meraih kejayaan di kompetisi Eropa, terutama Liga Champions UEFA.
Meskipun belum berhasil meraih trofi bergengsi ini, mereka secara konsisten menjadi salah satu tim terkuat di Eropa dan beberapa kali mencapai babak final dan semifinal. Ambisi ini menunjukkan bahwa City tidak hanya ingin menjadi yang terbaik di Inggris, tetapi juga di benua Eropa.
Di luar lapangan, Manchester City juga dikenal dengan pengembangan akademi pemain muda yang canggih dan keterlibatan dalam komunitas lokal.
Mereka membangun fasilitas latihan kelas dunia dan berinvestasi dalam program-program yang bertujuan untuk mengembangkan bakat-bakat muda serta memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar Manchester.
Manchester City saat ini bukan hanya sekadar klub sepak bola, tetapi juga sebuah merek global yang dikenal di seluruh dunia. Dengan dukungan finansial yang kuat, manajemen yang profesional, dan skuad yang bertabur bintang, mereka terus menjadi kekuatan yang menakutkan bagi lawan-lawan mereka.
Perjalanan Manchester City dari klub medioker menjadi kekuatan dominan adalah kisah transformasi yang luar biasa dan menjadi inspirasi bagi banyak klub lainnya.
Masa depan klub ini terlihat cerah, dengan potensi untuk terus meraih kesuksesan dan meninggalkan jejak yang lebih dalam dalam sejarah sepak bola.