Shin Tae-yong sebagai pelatih kala itu melakukan “revolusi skuad” demi regenerasi tim, mengandalkan para pemain muda dan mencoret nama-nama senior seperti Kim Sang-sik yang bergaji tinggi.
“Kim memulai karier di Seongnam sejak 1999 dan membantu tim mendominasi K League. Banyak yang menyangka ia akan pensiun di klub tersebut,” tulis Soha.vn. “Namun, keputusan STY sebagai pelatih mengubah semuanya.”
Ironisnya, meskipun karier Kim sempat meredup setelahnya, Shin Tae-yong justru meraih sukses dengan menjuarai Liga Champions Asia 2010 dan Piala Liga 2011.
Kehadiran Kim Sang-sik sebagai pelatih ASEAN All Stars bukan hanya soal prestasi, tapi juga membuka babak baru dalam cerita rivalitas dua sosok pelatih Korea Selatan itu.
Kontributor: Aditia Rizki