Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengikuti langkah anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga dalam perespons kritik dari pemain keturunan proyeksi Timnas Putri Indonesia, Djenna de Jong. Dia seakan menjadikan pelatih Satoru Mochizuki sebagai "tameng".
Djenna menuding PSSI tidak profesional sehingga dirinya memutuskan untuk tak lagi melanjutkan proyek naturalisasi PSSI alias menutup pintu untuk Timnas Indonesia.
Alih-alih menggubris masalah atau tudingan yang disampaikan Djenna, Erick Thohir, layaknya Arya Sinulingga, hanya fokus memaparkan prosedur naturalisasi pemain keturunan.
Erick menyebut pemain keturunan tidak semuanya bakal diproses naturalisasi. Keputusan akhir disebut ada di tangan pelatih, dalam hal ini Satoru Mochizuki selaku juru taktik Timnas Putri Indonesia.
"Untuk program naturalisasi, semua naturalisasi itu diproses secara transparan dan diputuskan oleh pelatihnya," terang Erick Thohir kepada awak media di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
"Artinya banyak juga pemain naturalisasi di jaman sebelum-sebelumnya, juga ada yang kita tidak melanjutkan prosesnya."
"Ya karena tadi tidak lain, ya tentu standar atau keinginan daripada seorang pelatih ataupun kami di PSSI membangun sebuah tim itu kan harus benar-benar transparan."
"Tidak ada pemain titipan dan standar yang ada dengan kualitas juga yang bisa kita sesuai dengan kriterianya. Jadi kita tanpa ada hidden agenda apapun," pungkasnya.
Pernyataan Erick mirip dengan apa yang disampaikan Arya Sinulingga, yang justru menyebut Djenna de jong mungkin kecewa karena tak direkomendasikan oleh pelatih.
Baca Juga: Blackpool Berikan Penghargaan untuk Elkan Baggott
"Namanya (Djenna) tidak masuk mungkin ya dan setelah kita cek kan pemain-pemain ini kan intinya kalau kita proses (naturalisasi) harus ada rekomendasi pelatih," jelas Arya merespons pernyataan pertama Djenna.
"Ketika tidak ada rekomendasi pelatih ya tidak bisa kita proses, mungkin itu yang menyebabkan Djenna-nya jadi gimana gitu."
"Tapi ya kita punya prinsip semua pemain yang akan diproses harus rekomendasi pelatih, dan pelatih pasti punya pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memproses pemain. Jadi itu aja mungkin argumentasinya," tambahnya.
Terkait klaim Arya, pelatih Satoru Mochizuki sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi.
Karena itu, pernyataan PSSI sejauh ini bisa dibilang tidak menjawab tudingan dan keluhan yang disampaikan Djenna de Jong.
Sang pemain pun sempat merespons pernyataan Arya Sinulingga dengan menyebut PSSI telah memutarbalikan fakta.
"Tidak mengherankan bagi saya mereka (PSSI) memutar balikkan fakta karena cerita semacam ini dapat merugikan federasi," tulisnya di Instagram Stories.
"Mengintimidasi agar para gadis tutup mulut, TIDAK!"
Tak lama kemudian, Djenna juga mengunggah ulang pernyataannya di sebuah akun Instagram terkait kronologi polemik antara dirinya dan PSSI. Dalam unggahan itu, dia menjabarkan masalah yang terjadi antara dirinya dengan PSSI.
"Saya mendapat panggilan timnas namun saya mengalami cedera ringan. Saya memberi tahu mereka dan mereka mengetahui itu. Mereka mengatakan bahwa saya hanya perlu 'menunjukan wajah saya di Jepang karena saya punya banyak penggemar."
"Saya rasa ini semua hanya untuk popularitas. Saya tidak diizinkan memberi tahu seseorang bahwa saya tengah cedera. Saya harus pergi ke Jepang meskipun saya tidak menginginkannya, kenapa saya harus pergi jika saya tidak dapat bermain (karena cedera)?"
"Setelah dia memberi tahu saya bahwa saya hanya perlu menunjukan wajah saya dan kemudian saya akan pergi saat prosesnya (naturalisasi). Jadi itulah mengapa saya pergi."
"Lagipula, saya tidak bermain atau berlatih di Jepang. Dan yang dia katakan hanyalah kebohongan. Saya tidak diizinkan untuk membicarakannya."
"Dan setelah itu mereka semua memblokir saya dan keluarga saya sehingga kami tidak dapat menghubungi mereka. Yang terpenting adalah intimidasi terhadap saya dan saya merasa seperti itu."
Djenna de Jong memiliki garis keturunan Indonesia dari pihak ibunya yang berasal dari Sorong, Papua Barat, serta kakeknya yang berasal dari Pulau Jawa. Sementara itu, darah Maroko mengalir dari sang ayah.
Lahir di Belanda pada 14 September 2005, Djenna dikenal sebagai pemain yang berposisi gelandang serang. Ia memiliki keunggulan dalam kecepatan dan kemampuan menyerang, yang membuatnya menonjol di lapangan.
Sejak kecil, Djenna sudah akrab dengan dunia sepak bola. Ia sempat mengasah kemampuannya di beberapa akademi sepak bola Belanda, seperti VV Baronie dan VV Dongen, yang membentuk dasar keterampilannya.
Djenna memulai perjalanan profesionalnya pada tahun 2021 bersama SpVg Aurich di Liga U-17 Belanda, di mana ia tampil dalam lima pertandingan. Pada tahun berikutnya, ia mendapat kesempatan untuk bergabung dengan tim B VfL Wolfsburg Women, salah satu klub top Bundesliga Jerman, dan mencatatkan dua kali penampilan di sana.
Kariernya berlanjut di Jerman bersama TSV Schott Mainz. Meski hanya bertahan satu musim, pengalaman di kompetisi Jerman memperkaya jam terbang Djenna sebagai pemain muda berbakat.
Pada 2023, Djenna mengambil langkah baru dengan bergabung bersama RSC Anderlecht di Liga Belgia. Kini, dia memperkuat NAC Breda di Eerste Divisie, kompetisi kasta kedua Liga Belanda Wanita, dan terus melanjutkan perjalanannya dalam dunia sepak bola profesional.