Suara.com - Mantan pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, memberikan saran yang masuk akal untuk PSSI agar Liga Putri Indonesia bisa digelar secara profesional dan banyak peminat.
Saran pertama, Liga Putri Indonesia tidak perlu diikuti 18 klub seperti BRI Liga 1. Delapan tim pun cukup agar kompetisi bisa berjalan dengan baik dan profesional.
Saran yang kedua, Timo Scheunemann melihat pentingnya ada kerja sama dengan universitas. Sebab, orangtua akan mendukung apabila putrinya bisa bermain sepak bola sekaligus mengeyam pendidikan tinggi.
“Saya justru melihat kalau idealnya liga pro itu tidak usah banyak tim, misalnya delapan kota saja, dan dihubungkan dengan universitas. Jadi mereka main pro sekaligus main di tim universitas. Jadi ada liga universitasnya, tapi juga ada liga pro-nya dengan pemain yang kira-kira hampir sama gitu,” ucap Scheunemann kepada Antara di Kong Soccer Arena, Jakarta, Minggu.
“Orang tua lebih mungkin mendukung anaknya jika ada jaminan pendidikan. Jadi mereka bisa melihat sepak bola sebagai jalur ke universitas,” lanjutnya.
![Dua tim sepak bola putri Indonesia, MilkLife Shakers (U-12) dan HydroPlus Strikers (U-14), akan mewakili Tanah Air dalam ajang internasional bergengsi, JSSL Singapore 7’s 2025 yang digelar pada 17–20 April mendatang. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/15/88672-timo-scheunemann-jssl-singapore-7s-2025.jpg)
Dengan jumlah tim peserta yang tidak banyak, maka jalannya roda kompetisi tidak terlalu panjang.
Hal itu menurut Scheunemann lebih realistis diterapkan di Indonesia, karena pada umumnya seorang atlet putri pada usia tertentu sudah menikah dan dihadapkan pada kewajiban-kewajiban lain.
“Kalau perempuan tidak realistis seperti itu (liga rutin bergulir setiap pekan), karena kita juga harus lihat semuanya itu ada faktor ekonomi kan. Dan kalau putri biasanya juga, apalagi di Asia, umur 25 udah menikah dan sebagainya,” kata sosok yang sudah lama berkecimpung di pembinaan sepak bola putri itu.
Saat ini PSSI merencanakan menggulirkan kompetisi sepak bola putri secara reguler di usia dini, yakni Piala Pertiwi untuk usia 14 dan 16 tahun. Kompetisi itu dirancang untuk menjadi Liga 1 Putri yang rencananya digelar pada 2027.
Baca Juga: Prestasi Indonesia di Singapura Ikut Dongkrak Animo Sepak Bola Putri di Jakarta
Terakhir kali Indonesia memiliki liga sepak bola putri adalah pada 2019 dengan mengusung nama Liga 1 Putri. Saat itu Persib Putri menjadi juara setelah mengalahkan Tira Persikabo Kartini dalam dua leg final.
Meski masih minim kompetisi, tapi belum lama ini timnas putri Indonesia berhasil mengukir prestasi dengan menjuarai Piala AFF putri pada Desember 2024.
Kapan Liga Putri Digelar?

PSSI merencanakan kompetisi sepak bola putri, Liga 1 Putri Indonesia, akan digelar pada 2027. Dengan ini, maka rencana awal pelaksanaan Liga 1 Putri yang ditargetkan tahun 2026 ditunda.
Erick Thohir selaku Ketum PSSI sebelumnya menjelaskan bahwa 2026 adalah tahun ideal dimulainya Liga 1 Putri karena ia menilai di tahun itu talent pool pesepak bola putri akan terkumpul.mis (20/2).
“Memimpin rapat dengan jajaran PSSI untuk perencanaan Liga 1 Putri yang akan bergulir pada 2027,” kata Erick, dikutip dari akun resmi Instagram miliknya, Jumat.