PSSI Respons Compang-camping Liga 1, Senggol PT LIB Soal Tunggakan Gaji Klub

Rabu, 07 Mei 2025 | 10:52 WIB
PSSI Respons Compang-camping Liga 1, Senggol PT LIB Soal Tunggakan Gaji Klub
Ilustrasi Logo BRI Liga 1.(ligaindonesiabaru.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes mengkritik sepak bola Indonesia lewat postingan di media sosial [Suara.com/Istimewa]
Kapten PSM Makassar Yuran Fernandes mengkritik sepak bola Indonesia lewat postingan di media sosial [Suara.com/Istimewa]

Beberapa klub Liga 1 diungkap oleh mantan pemainnya masih menunggak gaji. Salah satunya adalah PSIS Semarang yang disebut belum melunasi pembayaran untuk Evandro Brandao dan Roger Bonet.

Evandro dan Bonet adalah pemain asing PSIS pada putaran pertama Liga 1 musim ini. Ketika keduanya speak up terkait tunggakan gaji, manajemen tim berjulukan Mahesa Jenar itu hanya merespons secara normatif.

"Saya juga tidak menutup mata. Saya tidak pernah pandang bulu. Kemarin Nusantara United punya keponakan saya degradasi ke Liga 3. Punya Exco juga, Arya Sinulingga, tidak ada. Tetapi begini, jangan semua menciptakan asumsi," ungkap Erick Thohir.

"Tapi, terbukti, kita sama-sama. Kalau saling tuduh, sulit. Gol bunuh diri bisa saja. Tadi menembak saya menembak bola tidak ada kipernya tahunya tidak masuk, disangka disengaja, bisa saja."

"Yang terpenting kita membangun sepak bola dengan fakta. Kalau memang ada itu, kita tindak," pungkas lelaki yang pernah menjadi bos Inter Milan tersebut.

Persoalan tunggakan gaji memang bukan hal baru di Liga 1. Dalam beberapa musim terakhir, sejumlah klub tercatat memiliki masalah keuangan yang berdampak langsung pada hak-hak pemain.

Situasi ini mencerminkan belum stabilnya manajemen finansial sebagian klub di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Salah satu penyebab utama masalah ini adalah ketergantungan besar klub terhadap dana dari sponsor atau pihak ketiga, yang seringkali tidak menentu.

Tanpa manajemen keuangan yang profesional dan transparan, klub mudah mengalami krisis likuiditas, terutama saat performa tim menurun atau saat menghadapi sanksi dari pihak sponsor.

Baca Juga: Erick Thohir Suruh Pergi Yuran Fernandes: Jangan Cari Makan di Sini

Selain itu, struktur kepemilikan dan tata kelola klub juga turut memengaruhi. Beberapa klub dikelola dengan sistem yang belum sepenuhnya profesional, sehingga pengambilan keputusan strategis kerap tidak didasari pertimbangan bisnis jangka panjang. Hal ini membuat klub rawan mengalami kendala pembayaran gaji ketika menghadapi tekanan finansial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI