Kenneth, yang hadir menonton pertandingan, membawa tulisan yang berisi permintaan agar Marselino memberikan jersinya usai laga.
Sayangnya, saat Marselino melemparkan jersey ke arah tribun penonton, seorang pria dewasa justru mengambilnya lebih dulu. Aksi ini terekam kamera dan menyebar luas di berbagai platform media sosial, mengundang reaksi publik.
Berkat teknologi dan sistem identifikasi yang dikembangkan oleh Garuda ID serta dukungan kecerdasan buatan (AI), PSSI berhasil mengidentifikasi pria tersebut.
Sebagai bentuk sanksi atas tindakannya, pria tersebut dimasukkan dalam daftar hitam dan dilarang masuk ke stadion untuk pertandingan selanjutnya.
Sementara itu, sebagai bentuk penghargaan terhadap dukungan Kenneth, PSSI memastikan bahwa anak tersebut tetap mendapatkan jersey yang dikenakan Marselino dalam pertandingan melawan Bahrain.
Dalam unggahan akun Instagram resmi Timnas Indonesia pada 27 Maret, Kenneth terlihat bahagia mengenakan jersey tersebut sambil tersenyum ke arah kamera.
Langkah cepat PSSI dalam dua kasus ini menunjukkan komitmen federasi dalam menjaga integritas sepak bola nasional.
Selain memberikan perlindungan terhadap pemain dan suporter, tindakan tegas ini juga menjadi bagian dari upaya menciptakan atmosfer positif di setiap pertandingan, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Dugaan ujaran rasis dalam dunia sepak bola bukanlah hal baru, dan berbagai federasi internasional seperti FIFA dan AFC telah menaruh perhatian serius terhadap isu ini.
Baca Juga: Selamat Tinggal, Elkan Baggott Pergi
Di banyak negara, pelaku ujaran kebencian saat pertandingan bisa menghadapi konsekuensi hukum serius.