Suara.com - Jagat sepak bola nasional kembali diguncang oleh keputusan kontroversial seorang wasit yang tidak asing lagi di kancah kompetisi domestik.
Sosok yang dimaksud adalah Gedion Dapaherang, pengadil lapangan asal Jakarta
Dia kembali menyita perhatian publik usai memimpin pertandingan antara Persib Bandung dan Barito Putera dalam lanjutan pekan ke-32 BRI Liga 1 musim 2024/2025, yang berlangsung pada Jumat, 9 Mei 2025.
Pertandingan yang seharusnya berlangsung sengit dan menarik itu justru berubah menjadi penuh kontroversi akibat sejumlah keputusan yang dikeluarkan oleh Gedion selama pertandingan.
Tidak sedikit penonton dan pecinta sepak bola Tanah Air yang merasa wasit tersebut mengambil banyak keputusan yang merugikan salah satu tim, hingga membuat tensi pertandingan meningkat drastis.
Puncak dari kontroversi terjadi pada menit ke-88, ketika bek Persib Bandung, Edo Febriansyah, harus menerima kartu kuning kedua yang berujung kartu merah.
Banyak pihak mempertanyakan keputusan tersebut karena dianggap terlalu berlebihan, mengingat pelanggaran yang dilakukan tidak tergolong keras atau membahayakan lawan.
Namun bukan hanya itu. Momen paling disorot terjadi di masa injury time ketika Febri Haryadi, pemain Persib lainnya, dilanggar keras oleh pemain Barito Putera, Murilo Mendes.
Banyak yang menganggap pelanggaran tersebut layak diganjar dengan kartu merah langsung. Namun, Gedion Dapaherang justru hanya mengeluarkan kartu kuning kepada Murillo.
Baca Juga: Dear PSSI Masalah Wasit Lagi Nih! Persib Kirim Surat Protes Keras
Keputusan tersebut memicu kemarahan pemain, pelatih, dan suporter Persib, serta membuat dunia maya riuh dengan kritik.
Netizen di media sosial pun ramai-ramai mempertanyakan kualitas dan konsistensi Gedion sebagai wasit di Liga 1.
Tagar dan komentar yang mempertanyakan profesionalisme serta kapabilitasnya pun beredar luas, seiring semakin meningkatnya sorotan publik terhadap kualitas kepemimpinan wasit di liga domestik.
Kontroversi ini bukan yang pertama kalinya menyertai nama Gedion Dapaherang.
Pada bulan Maret lalu, ia juga sempat menjadi bahan perbincangan hangat usai memimpin pertandingan antara Persebaya Surabaya dan Arema FC.
Dalam laga tersebut, ia memutuskan memberikan penalti kepada Arema FC dengan alasan pemain Persebaya melakukan hand-ball di kotak penalti.
Namun, ketika situasi serupa terjadi di sisi sebaliknya, yakni pemain Arema FC yang melakukan hand-ball, Gedion memilih untuk tidak meniup peluit dan tidak memberikan hukuman.
Keputusan ini memicu kekecewaan mendalam dari kubu Persebaya dan suporter Bonek yang merasa tim kesayangan mereka dirugikan.
Profil Singkat Gedion Dapaherang
Gedion Dapaherang adalah salah satu wasit aktif di kancah sepak bola nasional yang telah memimpin total 49 pertandingan di berbagai kompetisi resmi, mulai dari Liga 1, Liga 2, Piala Presiden, hingga Piala Menpora.
Ia dikenal sebagai sosok tegas di lapangan, yang tidak segan-segan mengeluarkan kartu terhadap pelanggaran yang menurutnya patut dihukum.
Sepanjang kariernya, Gedion telah mengeluarkan sebanyak 212 kartu kuning, 14 kartu kuning yang berujung kartu merah, serta tiga kartu merah langsung.
Di musim BRI Liga 1 2024/2025 ini saja, ia tercatat telah memberikan tiga penalti dalam 11 laga yang dipimpinnya, dua di antaranya diberikan kepada Semen Padang dalam laga melawan Barito Putera, yang juga memicu pro dan kontra di kalangan pecinta sepak bola.
Berikut informasi dasar mengenai Gedion Dapaherang:
Nama Lengkap: Gedion Dapaherang
Tempat Lahir: Jakarta
Kewarganegaraan: Indonesia
Lisensi Wasit: C1
Dengan rentetan kontroversi yang terus melekat pada setiap laga yang ia pimpin, publik kini mulai mempertanyakan keseriusan dan transparansi sistem penunjukan serta pembinaan wasit di Liga 1.
Banyak pihak berharap agar federasi sepak bola Indonesia dan operator liga dapat segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja wasit demi menjaga integritas dan sportivitas kompetisi domestik.