Suara.com - Shayne Pattynama santer dikabarkan bakal pindah ke Asia Tenggara dan klub Liga Thailand, BG Pathum, jadi salah satu kandidatnya.
Rumor ini berkembang setelah wing back Timnas Indonesia berusia 26 tahun itu mengakhiri kontraknya dengan klub Liga 2 Belgia, KAS Eupen.
Sejak bergabung pada Februari 2024, Shayne memang kurang mendapat menit bermain di KAS Eupen.
![Shayne Pattynama kian Meredup, harga pasar turun terus! [Dok. IG/@statuspro_id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/30/35728-shayne-pattynama.jpg)
Bersama eks klub Jordi Amat tersebut, Shayne hanya bermain sebanyak 23 kali di semua kompetisi dengan durasi 998 menit saja.
Tentu ini bukan catatan yang bagus buat Shayne, terlebih sebelumnya ia selalu bermain reguler bersama Viking FK di Norwegia dan Telstar di Belanda.
BG Pathum bisa jadi salah satu destinasi yang cocok untuk mendapatkan kembali kans bermain reguler di level klub.
Lantas, seperti apa sepak terjang dari BG Pathum sendiri yang dikabarkan tertarik memboyong Shayne Pattynama?
Profil BG Pathum

BG Pathum berbasis di Provinsi Pathum Thani. Mereka dikelola oleh Bangkok Glass Sports Company Limited yang merupakan anak perusahaan dari Bangkok Glass Group of Companies.
Baca Juga: Gabung Buriram United, Ini 3 Kerugian yang Bisa Menimpa Shayne Pattynama
Bangkok Glass atau nama terdahulu BG Pathum, lahir dari pabrik kaca di Bangkok pada medio 1970 akhir. Klub itu awalnya didirikan untuk memfasilitasi karyawan internal yang hobi bermain sepak bola.
Dalam kurun waktu 15 tahun, mereka mampu membuat fasilitas dan stadion yang mumpuni. Pada April 2006, akhirnya Bangkok Glass Football Club resmi didirikan sebagai klub profesional dan menjadi satu anggota resmi FAT (asosiasi sepak bola Thailand)
Mereka resmi berkompetisi pada musim 2007/2008. Klub yang dijuluki The Rabbit ini mentas dalam turnamen Ngor Royal Football Cup. Hasilnya tak buruk karena mereka finish sebagai runner up sehingga berhak tampil di Piala Raja satu tahun berselang.
Pada 2008, manajemen harus melakukan perubahan besar. Sebab, FAT mewajibkan setiap klub di kompetisi Thailand harus memiliki manajemen profesional, alias berbadan hukum. Akhirnya, perusahaan kaca tersebut mendirikan Bangkok Glass FC Sport Company Limited untuk mengelola klub.
Memasuki musim 2009, terobosan besar dilakukan manajemen Bangkok Glass FC. Ketika itu Krung Thai Bank, salah satu klub Liga Premier Thailand mengumumkan pembubaran tim.
Sebab, mereka tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh AFC terkait badan hukum, Bangkok Glass FC mengakuisisi agar bisa tampil di Liga Premier Thailand 2009.