3 Dampak Negatif Shayne Pattynama Berkarier di Liga Thailand

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 19 Mei 2025 | 19:46 WIB
3 Dampak Negatif Shayne Pattynama Berkarier di Liga Thailand
3 Dampak Negatif Shayne Pattynama Berkarier di Liga Thailand. [Dok. IG/@statuspro_id]

Suara.com - Pemain keturunan Timnas Indonesia, Shayne Pattynama, dikabarkan akan bergabung dengan klub raksasa Thailand, Buriram United.

Rumor ini mencuat usai akun sepak bola Asia Tenggara, @seasiagoal, mengunggah kabar kepindahan ini pada Minggu (18/5).

Masa depan Shayne memang jadi pertanyaan setelah memutuskan pergi dari klub Liga 2 Belgia, KAS Eupen.

Sejak bergabung dengan KAS Eupen pada Februari 2024 lalu, Shayne memang jaran mendapat kesempatan bermain.

Shayne Pattynama saat membela Timnas Indonesia melawan Tanzania (pssi.org)
Shayne Pattynama saat membela Timnas Indonesia melawan Tanzania (pssi.org)

Bersama eks klub Jordi Amat tersebut, Shayne hanya bermain sebanyak 23 kali di semua kompetisi dengan durasi 998 menit saja.

Namun, keputusan untuk pindah ke Thailand tentu bisa menjadi pisau bermata dua buat Shayne Pattynama. Di satu sisi ia punya potensi besar bermain reguler, tapi ada dampak negatif lain yang mungkin terjadi.

1. Menurunya Level Kompetisi

Sebagai pemain yang tumbuh besar di Eropa dan pernah membela klub-klub seperti Viking FK di Norwegia dan KAS Eupen di Belgia, kepindahan ke Liga Thailand bisa dianggap sebagai penurunan dari segi level kompetisi.

Meskipun Thai League berkembang pesat dan menghadirkan atmosfer profesional, tetap saja kualitas permainan dan intensitas pertandingan belum sebanding dengan liga-liga Eropa, baik secara teknis maupun taktis.

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Menjadi Raja Duel Port FC di Liga Thailand, Statistiknya Sangar!

Jika Shayne ingin menjaga kualitas permainan di level tertinggi, maka bermain di kompetisi dengan intensitas lebih rendah bisa memperlambat perkembangan dan ketajamannya di atas lapangan.

Apalagi posisi bek sayap menuntut stamina, kecepatan, dan keputusan cepat, yang sangat diasah melalui pertandingan kompetitif di level tinggi.

2. Menghambat Perkembangan Karier Shayne

Shayne Pattynama. (Instagram.com/s.pattynama)
Shayne Pattynama saat berseragam Timnas Indonesia. (Instagram.com/s.pattynama)

Di usia 26 tahun, Shayne Pattynama berada pada fase emas dalam kariernya.

Ini adalah periode krusial bagi pemain profesional untuk mengamankan kontrak jangka panjang di klub-klub besar dan membangun reputasi yang solid di panggung internasional.

Pindah ke Buriram United, meskipun klub besar di Asia Tenggara, bisa menghambat langkah Shayne untuk kembali dilirik klub-klub Eropa di masa mendatang.

Pasalnya, banyak klub Eropa yang cenderung lebih selektif terhadap pemain dari liga-liga Asia, terutama yang bukan berasal dari Jepang atau Korea Selatan.

Jika dalam beberapa musim ke depan performa Shayne stagnan karena minim tantangan kompetitif, maka peluangnya untuk kembali ke Eropa bisa menipis.

Hal ini tentu kontraproduktif dengan ambisinya yang sejak awal ingin menjadikan karier di Eropa sebagai pijakan utama.

3. Dampak ke Timnas Indonesia

Shayne Pattynama adalah salah satu pemain naturalisasi yang diharapkan bisa mendongkrak performa Timnas Indonesia, khususnya di sektor bek kiri yang kerap menjadi titik lemah.

Kehadiran pemain seperti Shayne Shayne yang memiliki pengalaman bermain di Eropa jelas memberi nilai lebih dalam hal mental bertanding, kedisiplinan taktik, dan fisik yang prima.

Namun jika ia pindah ke kompetisi dengan kualitas lebih rendah, maka kemampuan bek sayap kiri tersebut bisa menurun secara bertahap.

Hal ini bisa berdampak langsung terhadap performanya saat membela Garuda di turnamen-turnamen internasional, seperti Kualifikasi Piala Dunia atau Piala Asia.

Menurunnya kualitas individu Shayne juga bisa memengaruhi soliditas lini belakang Timnas secara keseluruhan.

Apalagi, saat ini Indonesia tengah bersaing ketat di level Asia dan sangat membutuhkan pemain-pemain dengan jam terbang tinggi di liga top untuk bersaing dengan negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Australia.

Kontributor: Aditia Rizki

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI