Suara.com - Ruben Amorim menegaskan bahwa dirinya tidak akan secara sukarela meninggalkan kursi pelatih Manchester United, meskipun hasil musim ini sangat mengecewakan.
Pernyataan tersebut keluar usai tim asuhannya takluk 0-1 dari Tottenham Hotspur dalam laga final Liga Europa, Kamis (22/5) dini hari WIB, yang memperparah rekor buruknya bersama Setan Merah.
Pelatih asal Portugal itu menanggapi tekanan dari berbagai pihak dengan tenang, sembari menekankan bahwa ia tidak merasa perlu membuktikan apa pun kepada para pendukung.

Menurutnya, selama belum ada keputusan resmi dari manajemen, ia akan tetap fokus menjalankan tugasnya di Old Trafford. Namun, Amorim juga menyatakan kesiapannya untuk hengkang jika klub atau suporter merasa dirinya bukan sosok yang tepat.
Bahkan ia menegaskan tidak akan meminta kompensasi pemutusan kontrak, asalkan keputusannya datang dari klub, bukan pengunduran diri pribadi.
"Tapi, mari kita lihat nanti. Saya selalu terbuka dengan segala kemungkinan. Jika dewan direksi dan fans merasa saya bukan sosok pelatih yang tepat, saya akan pergi tanpa membicarakan kompensasi. Tetapi saya tidak akan mundur," kata Amorim ke ESPN, dikutip Kamis (22/5/2025).
Amorim saat ini masih terikat kontrak selama dua tahun ke depan.
Ia tetap menunjukkan optimisme bahwa proyek jangka panjang yang dibangunnya di Manchester United bisa membuahkan hasil, meski awal perjalanan tidak berjalan sesuai harapan.
Namun, kegagalan demi kegagalan di lapangan membuat posisinya terus dipertanyakan.
Baca Juga: Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
![Ruben Amorim di laga Arsenal vs Manchester United. [Dok. AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/05/56437-ruben-amorim-di-laga-arsenal-vs-manchester-united.jpg)
Musim ini, Manchester United mencatatkan performa yang jauh dari ekspektasi. Kekalahan di final Liga Europa menjadi penutup yang pahit, dan semakin menegaskan kegagalan Amorim dalam mempersembahkan satu pun gelar.
Tak hanya itu, posisi MU di klasemen Liga Inggris pun memprihatinkan. Hingga pekan terakhir, Setan Merah masih berada di peringkat ke-16, terpaut tipis dari zona degradasi, dan hanya unggul satu tingkat dari Tottenham yang ironisnya mampu menaklukkan mereka di laga final.
Ruben Amorim datang ke Manchester United pada pertengahan musim 2024/2025, menggantikan Erik Ten Hag yang diberhentikan pada Oktober 2024 akibat performa buruk tim.
Keputusan mendatangkan Amorim awalnya disambut antusias oleh sejumlah pihak yang melihatnya sebagai pelatih muda potensial dengan reputasi apik saat menangani Sporting Lisbon.
Namun, harapan tinggi itu belum mampu dibuktikan sejauh ini.
![Manchester United Gagal Menang, Ruben Amorim Lebih Baik Dibanding Sir Alex [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/25/92085-ruben-amorim.jpg)
Sebagai pelatih yang dikenal memiliki filosofi permainan menyerang dan progresif, Amorim dihadapkan pada tantangan besar untuk membangun ulang kepercayaan diri pemain dan sistem permainan di tubuh skuad United.
Sayangnya, cedera pemain inti dan atmosfer internal yang kurang stabil ikut menghambat proses transisi.
Situasi ini memunculkan perdebatan di kalangan penggemar dan analis sepak bola Inggris.
Banyak yang mempertanyakan apakah Amorim mampu membalikkan keadaan di musim depan, atau justru klub harus segera mencari opsi pelatih baru sebelum memasuki pramusim.
Manchester United, sebagai salah satu klub tersukses di Inggris, tengah berada dalam periode tersuram dalam satu dekade terakhir.
Krisis performa yang berkepanjangan sejak era Sir Alex Ferguson belum juga teratasi meski telah berganti-ganti pelatih.
Amorim kini menjadi bagian dari daftar panjang pelatih yang harus berjibaku memulihkan kejayaan klub.
Ke depan, masa depan Ruben Amorim di Old Trafford masih menjadi teka-teki besar.
Ia memang menunjukkan integritas dengan tidak ingin mengundurkan diri, tetapi juga tidak memaksakan diri untuk bertahan jika manajemen klub dan pendukung sudah kehilangan kepercayaan.
![Manchester United (MU) harus mengubur ambisi meraih gelar juara Liga Europa 2024/2025. Dalam final di Stadion San Mames, Spanyol, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB, Setan Merah takluk 0-1 dari Tottenhan Hotspur. [Instagram @europaleague]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/47913-manchester-united.jpg)
Sikap ini menunjukkan profesionalisme, namun sekaligus menyoroti kondisi krisis di dalam tubuh Manchester United.
Jika klub memilih untuk mempertahankan Amorim, maka dibutuhkan perubahan signifikan baik dari sisi strategi transfer, mentalitas pemain, hingga dukungan manajemen.
Namun bila sebaliknya, maka musim panas ini bisa menjadi awal baru bagi Manchester United untuk kembali menyusun ulang proyek besar mereka.
Spur juara
Tottenham menjuarai Liga Europa 2024/25 seusai menaklukkan Manchester United dengan skor 1-0 pada partai final di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis dini hari WIB.
Pada pertandingan ini kemenangan Tottenham atas Manchester United hadir berkat gol semata wayang dari Brennan Johnson di babak pertama, demikian catatan UEFA.
![Tottenham Hotspur meraih gelar juara Liga Europa 2024/2025.Gelar juara itu didapatkan setelah mengalahkan Manchester United (MU), 1-0, dalam final di Stadion San Mames, Spanyol, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB. [Instagram @europaleague]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/17164-tottenham.jpg)
Ini menjadi gelar ketiga Liga Europa Tottenham Hotspur setelah sebelumnya berhasil mereka menangkan pada musim 1971/72 dan 1983/84 silam, sekaligus menyudahi dahaga 17 tahun tanpa gelar, setelah terakhir kali mengangkat Piala Liga Inggris musim 2007/08.
Di sisi lain, ini menjadi kegagalan Manchester United untuk kembali meraih gelar juara Liga Europa setelah pada musim 2020/21 lalu takluk dari Villarreal lewat adu penalti di partai final.
Secara statistik sebenarnya Manchester United unggul dengan 73 persen penguasaan bola dan melepaskan 16 tendangan yang enam di antaranya tepat sasaran, namun Tottenham dapat tampil efektif.
MU mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan sempat mendapatkan peluang emas melalui tendangan Amad Diallo yang masih menyamping dari gawang Tottenham.
Amad Diallo kembali menciptakan peluang lewat tendangannya dari luar kotak penalti, akan tetapi kali ini bola masih mengarah ke pelukan kiper Tottenham Guglielmo Vicario.
Selanjutnya Tottenham yang lebih sering memberikan ancaman ke lini pertahanan MU dan mampu membuahkan hasil pada menit 42 setelah umpan dari Pape Matar Sarr dapat dikonversikan menjadi gol oleh Brennan Johnson sehingga skor berubah menjadi 1-0.
Pada sisa babak pertama, MU berupaya untuk setidaknya menyamakan kedudukan, akan tetapi hingga turun minum skor 1-0 untuk keunggulan Tottenham tetap bertahan.
Memasuki babak kedua, MU mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan memiliki peluang lewat sundulan Rasmus Hojlund yang masih dapat dihalau oleh tendangan bek Tottenham Micky van de Ven.
MU kembali mencitptakan peluang melalui tendangan yang dilepaskan oleh Bruno Fernandes, akan tetapi bola masih menyamping ke sisi kanan gawang dari Tottenham.
Selanjutnya giliran Alejandro Garnacho yang menciptakan peluang untuk MU, akan tetapi tendangannya masih dapat diselamatkan oleh Vicario.
MU terus berupaya untuk menyamakan kedudukan, dan sempat memiliki peluang melalui lewat sundulan Luke Shaw yang masih dapat ditepis oleh Vicario.
Pada waktu yang tersisa, MU terus menggempur lini pertahanan Tottenham, akan tetapi hingga peluit panjang dibunyikan, skor 1-0 untuk kemenangan Tottenham tetap bertahan.