3 Formasi Alternatif Timnas Indonesia untuk Hadapi China, Bertahan Atau Menyerang?

Selasa, 27 Mei 2025 | 09:02 WIB
3 Formasi Alternatif Timnas Indonesia untuk Hadapi China, Bertahan Atau Menyerang?
PSSI Umumkan 32 Nama Pemain Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pada laga yang dijadwalkan berlangsung 5 Juni mendatang di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), skuad Garuda akan menjamu salah satu rival terberat, yakni China. ( ig timnasindonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertandingan krusial akan segera dihadapi Timnas Indonesia dalam lanjutan Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pada laga yang dijadwalkan berlangsung 5 Juni mendatang di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), skuad Garuda akan menjamu salah satu rival terberat, yakni China.

Duel ini dipastikan menjadi pertarungan hidup-mati bagi Indonesia yang masih membuka peluang untuk lolos ke putaran selanjutnya.

Di tengah tekanan ekspektasi publik dan kekuatan lawan yang cukup solid, pemilihan formasi menjadi faktor vital untuk menentukan hasil pertandingan.

Pelatih kepala Patrick Kluivert tentu tak hanya mempertimbangkan performa pemain, tetapi juga pola permainan yang paling efektif untuk mengimbangi dan mengungguli strategi tim lawan.

Berkaca pada pertemuan pertama yang berakhir dengan kekalahan tipis 1-2, Indonesia sebenarnya tidak kalah secara permainan.

Timnas mampu memberikan perlawanan berarti meskipun harus pulang dengan tangan hampa.

Evaluasi terhadap pertandingan tersebut menjadi modal penting bagi Kluivert dalam menyusun pendekatan baru yang lebih tajam dan efisien.

Berikut tiga opsi formasi yang bisa digunakan Kluivert untuk meningkatkan peluang kemenangan Indonesia melawan China:

1. Formasi 4-3-3: Menyeimbangkan Serangan dan Pertahanan

Baca Juga: Elkan Baggot: Belum Waktunya Kembali ke Timnas Indonesia

Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat. (instagram.com/jordiamat5)
Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat. (instagram.com/jordiamat5)

Pendekatan paling klasik namun efektif yang bisa diterapkan adalah formasi 4-3-3. Sistem ini memberikan kestabilan antara lini serang, tengah, dan pertahanan.

Dengan menempatkan tiga gelandang di tengah, Indonesia bisa lebih mendominasi penguasaan bola dan mengatur ritme permainan.

Kelebihan lainnya, formasi ini sangat mendukung permainan sayap yang bisa dimaksimalkan oleh pemain-pemain cepat seperti Egy Maulana Vikri dan Yakob Sayuri.

Ketika ingin bermain lebih ofensif, skema ini bisa bertransformasi menjadi 4-2-3-1 untuk memperbanyak opsi serangan. Sebaliknya, saat ingin bertahan lebih dalam, 4-1-4-1 bisa menjadi variasi yang andal.

Menghadapi China yang memiliki serangan cukup agresif dari lini sayap, sistem ini cocok untuk meredam tekanan sekaligus menciptakan ruang serangan balik yang efektif.

2. Formasi 5-4-1: Solid Bertahan, Siap Menyengat Lewat Counter Attack

Pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks saat memperkuat FC Copenhagen (dok. tmssl.akamaized.net)
Pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks saat memperkuat FC Copenhagen (dok. tmssl.akamaized.net)

Strategi ini pernah digunakan oleh pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, saat menghadapi tim yang sama. Sayangnya, eksekusinya saat itu belum maksimal.

Namun, dengan pendekatan yang tepat, formasi 5-4-1 sebenarnya sangat ideal untuk laga krusial seperti ini.

Lima bek di belakang memberikan tembok pertahanan kokoh untuk menghadapi kecepatan pemain China.

Di lini tengah, empat gelandang siap memutus alur umpan lawan dan mempersempit ruang gerak. Meski terlihat defensif, formasi ini tetap menyimpan potensi besar dalam serangan balik cepat.

Dengan stamina tinggi dan kecerdasan membaca ruang, pemain seperti Rafael Struick atau Witan Sulaeman bisa menjadi senjata mematikan dalam skema ini.

3. Formasi 3-4-2-1: Fleksibel dan Modern untuk Tekanan Tinggi

Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia saat mengunjungi Bali United Training Center. (ligaindonesiabaru.com)
Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia saat mengunjungi Bali United Training Center. (ligaindonesiabaru.com)

Jika ingin tampil lebih progresif, 3-4-2-1 bisa menjadi pilihan strategis. Ini adalah formasi modern yang mengandalkan pressing tinggi tanpa mengorbankan kestabilan lini belakang.

Tiga bek tengah berfungsi sebagai fondasi pertahanan kuat, sementara dua wing-back memiliki peran ganda dalam menyerang maupun bertahan.

Kehadiran dua gelandang serang di belakang satu striker utama memberikan dimensi baru dalam kreativitas serangan.

Mereka bisa menjadi penghubung penting antara lini tengah dan depan, serta membuka celah di pertahanan lawan.

Keunggulan utama formasi ini adalah fleksibilitas. Dengan penyesuaian kecil, Kluivert bisa mengubahnya menjadi 3-4-3 saat menyerang atau 5-4-1 ketika ingin mengamankan keunggulan.

Strategi ini cocok untuk kondisi pertandingan yang menuntut hasil maksimal, tanpa harus bermain terlalu terbuka dan berisiko.

Tantangan Besar dan Dukungan Suporter GBK

Bermain di kandang sendiri tentu menjadi keuntungan psikologis tersendiri bagi Indonesia.

Dukungan penuh dari puluhan ribu suporter di Stadion GBK bisa menjadi motivasi tambahan bagi para pemain. Namun, tekanan untuk menang juga menjadi ujian tersendiri bagi tim pelatih.

Saat ini, Indonesia berada dalam persaingan ketat untuk meraih posisi dua besar grup agar lolos ke babak selanjutnya.

Kemenangan atas China akan menjadi langkah krusial dalam mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Kontributor: Aditia Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI