"Karena sepakbola bukan dilihat dari finansial orang tua, tapi bagaimana mereka kualitas di setiap harinya, latihan, teknik dan taktik dan mental, saya berharap ke depan lebih baik lagi," imbuh dia.
Andritany Ardhiyasa juga sangat yakin jika praktek itu ada, sebab akan merugikan banyak pihak.
"Sebab jika praktek itu berjalan, berarti ada talenta yang kita disingkirkan, ada talenta yang sebenarnya mereka punya talenta yang bisa kita katakan lolos tanpa sogok menyogok akhirnya kita singkirkan itu pasti akan berkembang ke depan tidak akan ada sepakbola yang murni yang bisa mengangkat sepakbola kita," ujar Andritany.
"Karena di grassroot 'korupsi di sana', bagaimana nanti sepakbola kita. Kasus seperti ini harus diungkap dan dibersikan semua," sambung kiper Persija Jakarta itu.
Sementara itu, pengamat sepakbola dari Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali mengatakan, bahwa kompetisi di usia muda sangat diperlukan.
Hal ini agar pemain muda bisa mendapatkan jam terbang untuk bermain.
"Saya memberikan masukan kepada PSSI, bagaimana Piala Suratin ke depan itu kompetisi bukan hanya turnamen, sekali tanding pulang," ujar Akmal.
"Bagaimana mencari bibit pemain potensial jika hanya sekali main pulang, padahal tim yang kalah itu mungkin ada pemain bagus," tutupnya.
Baca Juga: Kasus Pengolahan Karet Kementan Ada Kaitan dengan Perkara TPPU SYL? Begini Kata KPK