Provokasi China Jelang Laga Hidup Mati Lawan Timnas Indonesia: Ini Pelanggaran Etika!

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 31 Mei 2025 | 09:22 WIB
Provokasi China Jelang Laga Hidup Mati Lawan Timnas Indonesia: Ini Pelanggaran Etika!
Provokasi China Jelang Laga Hidup Mati Lawan Timnas Indonesia: Ini Pelanggaran Etika! [Tangkap layar X]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai hidup mati akan dilakoni Timnas Indonesia di dua laga sisa babak Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Timnas Indonesia pada 5 Juni 2025 bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) akan melawan China.

Lima hari kemudian, Timnas Indonesia akan bertandang ke markas Jepang. Pada dua laga ini, pasukan Patrick Kluivert punya kans untuk meraih 1 kemenangan dan 1 imbang.

Hasil tersebut membuat asa Timnas Indonesia lolos ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2025 masih terbuka lebar.

Jelang partai hidup mati ini, China melakukan provokasi. Menurut salah satu media China ada pelanggaran etika yang dilakukan oleh Jepang jelang pertandingan melawan Timnas Indonesia.

Salah satu media China, Sohu seperti dilansir Suara.com, Sabtu (31/5) menuliskan Jepang yang tidak diperkuat oleh 7 pemain kunci seolah mengalah demi keuntungan Timnas Indonesia.

Jelang Timnas Indonesia vs China: Suram Sulit Menang di Stadion GBK [Instagram @chinafootballassociation]
Jelang Timnas Indonesia vs China: Suram Sulit Menang di Stadion GBK [Instagram @chinafootballassociation]

"Sikap Jepang tidak hanya melanggar etika olahraga, tetapi juga menempatkan China dalam situasi yang sulit," ulas media China tersebut.

"Bahkan jika China memenangkan setiap pertandingan, itu tidak berarti apa-apa", sambung Sohu.

Menariknya, media China itu juga menuliskan bahwa publik di sana mengira bahwa Jepang akan membantu China di dua laga sisa ini. Namun hal itu tak sesuai kenyataan.

Baca Juga: Partai Hidup Mati Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Ditempa Latihan Bak Pendekar Kungfu

"Publik mengira bahwa Jepang akan membantu China menghalangi Timnas Indonesia dan melaju dengan sukses, tetapi mereka menghadapi situasi tak terduga,"

Masih dari sumber yang sama, keputusan Hajime Moriyasu tidak memanggil 7 pemain utama dianggap sebagai provokasi.

"Langkah ini merupakan provokasi terang-terangan oleh Jepang terhadap China dan menyiratkan bahwa mereka dengan sengaja menyerahkan kemenangan untuk Australia dan Indonesia,"

Jepang Bawa Pemain Bermasalah Hukum

Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu telah mengumumkan 27 pemain yang akan bermain melawan Australia dan Timnas Indonesia dalam lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dari 27 pemain yang dipanggil, ada satu nama yang jadi sorotan. Pasalnya si pemain berstatus kriminal.

Kaishu Sano gelandang klub Bundesliga, FSV Mainz 05 merupakan pemain berstatus kriminal yang dibawa oleh Moriyasu di dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sano seperti dilansir Suara.com dari NHK, Sabtu (24/5) merupakan pelaku penyerangan seksual terhadap seorang wanita.

Kasus Sano ini terjadi pada Juli tahun lalu. Sano bahkan sempat ditangkap pihak kepolisian Jepang atas kasus tersebut.

Laporan media lokal menyebutkan bahwa Sano melakukan penyerangan seksual terhadap seorang wanita di hotel yang berlokasi di Tokyo, Jepang.

Jepang Bawa Pemain Berstatus Kriminal Lawan Timnas Indonesia, Bakal Disanksi FIFA? [Instagram Kaishu Sano]
Jepang Bawa Pemain Berstatus Kriminal Lawan Timnas Indonesia, Bakal Disanksi FIFA? [Instagram Kaishu Sano]

Namun, kantor kejaksaan umum distrik Tokyo memutuskan untuk tidak meneruskan kasus tersebut ke meja hijau.

Namun, Kaishu Sano mengakui tuduhan tersebut dan sempat meminta maaf secara terbuka.

Pemanggilan Sano ini pun jadi pro kontra di Jepang. Melihat dari segi permainan, Sano memang tunjukkan penampilan luar biasa di Bundesliga bersama Mainz 05 musim ini.

Atas alasan itu, Moriyasu memutuskan untuk memanggilanya ke tim nasional Jepang.

"Saya merasa Sano merenung atas perbuatannya. Lebih dari apa pun, saya kagum pada pendekatannya pada permainannya dan tekad kuatnya bermain di Jerman," ucap Moriyasu.

"Saya pikir akan baik baginya untuk bergabung dengan tim nasional dan berkontribusi untuk masyarakat,"

Ditegaskan oleh Moriyasu, bahwa ia tidak ingin melupakan Sano atas perbuatannya di luar lapangan hijau. Moriyasu ingin memberikan kesempatan kepada Sano.

"Sebagai pelatih, daripada mengubur pemain yang melakukan kesalahan di masyarakat, saya ingin membuka jalan bagi mereka untuk mencoba lagi," tegas Moriyasu.

Pemanggilan kepada Sano ke skuat Jepang tentu tidak akan berpengaruh pada tim Samurai Biru itu. Jepang tidak akan mendapat sanksi dari FIFA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI