Suara.com - Jelang pertandingan Timnas Indonesia vs China dalam lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 muncul kekhawatiran perihal meningkatnya angka Covid-19.
Peningkatan penderita Covid-19 di sejumlah negara Asia memunculkan kekhawatiran jelang pertandingan Timnas Indonesia vs China.
Timnas Indonesia vs China akan berlangsung pada 5 Juni 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Terkait peningkatan Covid-19 ini, salah satu media Vietnam, Tuoi Tre seperti dilansir Suara.com, Senin (2/6), menyebut bahwa hal itu memicu ketakutan di kalangan petinggi sepak bola Indonesia.
"Wabah Covid-19 kembali tunjukkan tanda-tanda peningkatan khusus di Asia Tenggara, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan petinggi sepak bola Indonesia," ulas media Vietnam tersebut.
![Timnas Indonesia Dapat Ancaman dari Luar Jelang Hadapi China, Manajer Ungkap Kondisi Ruang Ganti. [Dok. KitaGaruda]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/81379-timnas-indonesia.jpg)
Masih dari sumber yang sama, Sumardji selaku manajer Timnas Indonesia disebut mengimbau suporter agar tidak berkumpul dalam jumlah besar di hotel tempat menginap pemain Timnas Indonesia.
Sumardji menegaskan bahwa PSSI dan manajemen hotel berkomitmen untuk melakukan segala upaya demi menjaga kesehatan pemain.
Peningkatan Pasien Covid-19
Taiwan saat ini sedang menghadapi gelombang baru COVID-19 yang mengkhawatirkan.
Baca Juga: Jelang Laga Indonesia vs Cina, Bek Kiri Timnas Indonesia Catat Rekor Luar Biasa!
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan pada Selasa pekan lalu melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19 hingga dua kali lipat dalam sepekan terakhir, dengan lebih dari 40.000 orang mencari penanganan medis.
Menurut data CDC Taiwan, antara tanggal 18 hingga 24 Mei, tercatat 41.402 kunjungan rawat jalan dan gawat darurat yang terkait dengan COVID-19.
Angka ini melonjak tajam, melampaui dua kali lipat dari 19.097 kunjungan yang tercatat pada pekan sebelumnya.
Juru bicara CDC Taiwan, Lo Yi-chun, menjelaskan bahwa meskipun peningkatan pengujian selama wabah mungkin mengungkap kasus-kasus yang sebelumnya tidak terdeteksi, penyebab utama lonjakan ini adalah penyebaran virus yang sangat cepat.
Dikutip dari Time, sejumlah pakar telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa virus COVID-19 tidak lenyap begitu saja.
Jauh dari mereda, virus SARS-CoV-2 terus bermutasi, dan kini muncul varian baru bernama NB.1.8.1. Varian ini diketahui memicu lonjakan infeksi di Tiongkok.