Suara.com - Jurnalis kenamaan Italia, Gianluca Di Marzio, mengkritisi fenomena dukungan suporter Timnas Indonesia terhadap para pemainnya yang berkiprah di Eropa. Salah satunya terhadap Jay Idzes yang mernain di Venezia.
Dalam artikel di laman pribadinya, jurnalis yang juga pakar transfer Eropa itu menganalisa fenomena dukungan masif suporter Timnas Indonesia.
Analisa Gianluca Di Marzio berangkat dari banyaknya interaksi yang melibatkan para pemain Garuda di media sosial pribadinya maupun di klubnya.
![Gestur Tangan Patrick Kluivert Colek Manja Jay Idzes: Hati-hati Kalau Ngomong! [Instagram Jay Idzes]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/70579-jay-idzes.jpg)
Di Marzio mengambil contoh Marselino Ferdinan yang berhasil menjaringkan dua gol ke gawang Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Berkat dua golnya itu, nama Marselino membahana di jagat media sosial yang mendapatkan jutaan likes hingga puluhan ribu komentar.
Kemudian Di Marzio mengambil contoh Jay Idzes yang berstatus kapten Timnas Indonesia dan juga kapten klub Italia, Venezia.
Jurnalis berusia 51 tahun itu menyebut Idzes bukanlah nama besar di Italia, tapi bisa memiliki jutaan pengikut di Instagram melebihi para pemain dengan nama besar di Negeri Pizza.
“Satu hal yang menarik: kapten Indonesia bermain di Serie A. Namanya Jay Idzes dan dia adalah bek tengah untuk klub Venezia asuhan (Eusebio) Di Francesco,” buka ulasan Di Marzio.

“Profil yang tidak terlalu dikenal di negara kita (Italia), tetapi, untuk mengonfirmasi apa yang telah dikatakan, di Instagram memiliki 2,6 juta pengikut. Seorang bintang sejati,” lanjut ulasannya.
Baca Juga: Ragnar Oratmangoen Dicurigai Bohong Cedera: Kok Bisa Naik Mobil dan Jalan-jalan?
Dari sosok Marselino dan Idzes itu, Di Marzio menyebut jika masifnya dukungan suporter Indonesia ke para pemainnya di media sosial tak lepas dari kultur di Tanah Air.
Selain karena jumlah penduduk yang masif, masyarakat Indonesia pada umumnya gila bola, sehingga para pemain menjadi idola.
Hanya saja, dukungan masif dari suporter Indonesia terhadap para pemainnya itu mendapat kritikan pedas dari Di Marzio, yang menyebut hal tersebut menjadi beban bagi pemain.
Dukungan ini menjadi beban bagi pemain karena para suporter sudah menyerang ranah privasi para pemain, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
“Para pemain sudah berkali-kali mengeluhkan popularitas tersebut yang membuat mereka dan keluarga kehilangan privasi dan kemungkinan untuk bisa melakukan aktivitas sehari-hari yang sederhana.”

“Pendek kata, menjadi pemain bola di Indonesia memang membanggakan, tetapi sayangnya juga banyak beban yang tidak mengenakkan,” pungkas Di Marzio.