Ia justru terlihat nyaman dengan sapaan yang lebih sederhana dari para pemain, yang lebih mencerminkan profesionalisme ala Eropa.
Sikap para pemain yang membedakan cara menyapa bisa dipahami sebagai bentuk penghormatan budaya. Hal ini menunjukkan adanya akulturasi yang sehat dalam tim yang dipimpin oleh banyak latar belakang.
Latihan kali ini dipimpin langsung oleh pelatih kepala Patrick Kluivert, dengan dukungan jajaran staf seperti Sjoerd Woudenberg untuk pelatihan kiper, serta kehadiran para pemain diaspora yang memperkuat skuad.
Beberapa nama seperti Stefano Lilipaly, Shayne Pattynama, Jay Idzes, Marcelino Ferdinand, hingga Arhan Pratama terlihat hadir.
Bahkan Kevin Diks, yang sebelumnya absen dalam pemusatan latihan di Bali karena masih membela FC Copenhagen, kini telah bergabung.
Sementara itu, Maarten Paes belum tampak di lapangan karena masih memiliki jadwal bersama FC Dallas di MLS.
Tidak ada kesan diskriminatif atau perbedaan perlakuan yang bermasalah dalam situasi ini.
Justru momen itu memperlihatkan nilai-nilai lokal yang tetap hidup dalam sepak bola modern Indonesia, berpadu dengan profesionalisme global dari staf pelatih asing.
Latihan tersebut juga menjadi bagian dari persiapan penting menjelang dua laga krusial di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Baca Juga: Emil Audero Senang Geser Maarten Paes Lawan China: Fokus, Fokus!
Timnas Indonesia dijadwalkan menghadapi China pada 5 Juni 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, lalu melawan Jepang lima hari setelahnya.
Dengan atmosfer yang terbangun dalam latihan, termasuk dinamika antara pemain lokal dan staf pelatih lintas budaya, Timnas Indonesia menunjukkan semangat yang positif jelang pertandingan penting tersebut.
Kontributor : Imadudin Robani Adam