Menatap laga kontra Jepang, Indonesia harus menghadapi kenyataan tidak bisa diperkuat beberapa pemain inti, seperti Ragnar Oratmangoen, Sandy Walsh, dan Eliano Reijnders, akibat cedera serta urusan keluarga.
Pelatih Patrick Kluivert pun dipaksa melakukan rotasi dan menyiapkan opsi pengganti, seperti Yakob Sayuri dan Yance Sayuri.
Fokus utama tim adalah menjaga stabilitas permainan dan tampil percaya diri menghadapi tekanan Jepang.
Kluivert juga menyoroti pentingnya mentalitas bertanding. Atmosfer panas di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat menghadapi China menjadi bukti kekuatan dukungan suporter Garuda.
Bahkan media asal China menyebut stadion kebanggaan Indonesia itu sebagai "kandang setan" yang memberi tekanan luar biasa kepada tim lawan.
Jika mampu menjaga momentum dan tampil solid melawan Jepang, Indonesia akan lebih siap menghadapi ronde keempat yang dijadwalkan bergulir mulai Oktober mendatang.
Potensi bertanding di negara-negara seperti Qatar atau Arab Saudi akan membawa tantangan baru, baik dari segi iklim maupun intensitas laga.
Kini, Timnas Indonesia tinggal selangkah lagi menorehkan sejarah lebih besar di pentas internasional.
Pertandingan melawan Jepang bukan sekadar formalitas, melainkan momen penting untuk membangun kekompakan dan membuktikan bahwa Garuda memang layak bersaing di level tertinggi Asia.
Baca Juga: 2 Tim Asia Debut di Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Segera Menyusul?