Sam Cuntapay: Bapak Filipina, Ibu Indonesia Layak Dipantau Simon Tahamata

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 17 Juni 2025 | 17:50 WIB
Sam Cuntapay: Bapak Filipina, Ibu Indonesia Layak Dipantau Simon Tahamata
Sam Cuntapay: Bapak Filipina, Ibu Indonesia Layak Dipantau Simon Tahamata [Dok. Instagram/Indobloodtalent]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemandu bakat sepak bola Indonesia, Simon Tahamata akan jadi kunci bagi perkembangan kekuatan Timnas Indonesia.

Kepiawaian Simon Tahamata melihat talenta berbakat dari lapangan hijau tentu sangat diharapkan bisa membuat Timnas Indonesia semakin kuat di masa depan.

Salah satu pemain yang bisa dipantau oleh Simon Tahamata ialah pemain muda berusia 16 tahun yang saat ini bergabung di tim U-15 Ajax, Sam Cuntapay.

Tentu tak sulit bagi Simon Tahamata memantau perkembangan pemain satu ini. Sebagai legenda Ajax, Simon akan memiliki akses lebih untuk melihat secara detail skill dari Sam Cuntapay.

Ia adalah Sam Jayden Florencio Cuntapay. Laman Transfermarkt menyebutkan Sam memiliki ayah orang Filipina sedangkan ibunya dari Indonesia. [almeredezeweek.n]
Ia adalah Sam Jayden Florencio Cuntapay. Laman Transfermarkt menyebutkan Sam memiliki ayah orang Filipina sedangkan ibunya dari Indonesia. [almeredezeweek.n]

Sebelum bergabung di Ajax Amsterdam pada Juli 2024, Sam merupakan pemain Almere City--klub yang dibela oleh Thom Haye.

Menariknya, posisi Sam pun mirip dengan Thom Haye yakni jadi gelandang bertahan, pengatur ritme permainan tim.

Selain bisa di-plot sebagai gelandang, Sam Cuntapay juga bisa dimainkan sebagai full back kiri, yang artinya ia memiliki kecepatan dalam menyerang.

Pada Mei 2022, akademi Ajax mengontrak pemain ini. Menariknya, Sam ternyata juga punya bakat sebagai pebulutangkis.

Pada usia 10 tahun, ia bahkan menjadi juara bulutangkis kompetisi remaja di Belanda untuk nomor ganda putra dan ganda campuran.

Baca Juga: Eks Pelatih Timnas Indonesia U-23 Komentari Daftar Pemain Pilihan Gerald Vanenburg

Pemain bernama lengkap Sam Jayden Florencio Cuntapay memiliki ayah orang Filipina sedangkan ibunya orang Indonesia.

Kakek dan nenek dari pihak ibu Sam diketahui berasal dari Jawa Tengah dan Jakarta. Sam mengaku bahwa sejak kecil ia sudah bermain sepak bola.

"Saya telah bermain sepak bola sejak usia 8 tahun dan saya mulai bergabung ke ASC Waterwijk dan dua tahun kemudian ke Almere City, setelah itu ke Ajax," ucap Sam seperti dilansir Suara.com dari almeredezeweek.nl

Diakui oleh Sam bahwa misinya di Ajax saat ini ialah bisa menjadi pemain terbaik. Ia ingin merasakan mendapat predikat pemain terbaik tiap bulan.

"Saya menantikan musim baru dan merasakan bagaimana bermain Ajax dan menjadi pemain terbaik," ungkapnya.

Selain kepindahan ke akademi Ajax, Sam juga kemudian dilirik oleh PSSI-nya Belanda atau KNVB. Sam dipanggil untuk debut di tim U-15 Belanda.

"Saya berasal dari klub kecil namun saya terpilih bela Belanda. Saya bangga dengan itu. Merupakan satu kehormatan untuk mewakili Belanda," ungkapnya.

Diakui oleh Sam, sebagai pemain muda ia harus bisa menggabungkan antara sekolah dan karier di klub. Hal itu menjadi tantangan tersendiri.

"Hal yang perlu saya tingkatkan adalah menggabungkan sekolah dan sepak bola. Karena sulit untuk melakukannya bersama-sama," ucap Sam Cuntapay.

Target Simon Tahamata

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir langsung meminta tim pemandu bakat yang dipimpin legenda Ajax Amsterdam, Simon Tahamata segera bekerja. Dia meminta sistem pemantauan bakat pemain muda Indonesia segera diaktifkan dalam tiga bulan ke depan.

"Jadi, tiga bulan ke depan kita pastikan scouting sistem jalan," kata Erick Thohir dalam unggahan video di akun Instagram resminya, Sabtu (14/6/2025).

Erick menegaskan pentingnya membangun fondasi kuat dari bawah. Ia ingin sistem pencarian bakat tidak hanya menyasar pemain yang sudah muncul di permukaan, tetapi juga menjangkau seluruh penjuru negeri.

“Kami ingin scouting system ini bisa menjaring seluruh talenta pemain berbakat Indonesia dari jenjang usia dini hingga senior,” tambahnya.

PSSI juga mengarahkan agar Simon Tahamata bekerja secara kolaboratif bersama pelatih-pelatih tim nasional dari berbagai kelompok usia.

Beda 'Perlakuan' Pemain Lokal Timnas Indonesia ke Indra Sjafri dan Simon Tahamata. [Dok. IG Simon Tahamata]
Beda 'Perlakuan' Pemain Lokal Timnas Indonesia ke Indra Sjafri dan Simon Tahamata. [Dok. IG Simon Tahamata]

Tujuannya agar sistem pemantauan bakat berjalan sinergis dan saling mendukung antar jenjang usia.

"Jadi om Simon akan bekerja dengan Coach Patrick (timnas senior), Coach Gerald (U-23), dengan U-20, dan U-17," ujar Erick Thohir.

Simon Tahamata sendiri berencana membawa lebih banyak mantan pemain Ajax ke Indonesia untuk membantu memperkuat sistem pembinaan usia dini.

"Jadi kami bawa (banyak eks) Ajax di sini untuk tolong Indonesia, Timnas mau bermain di Piala Dunia, dari itu saya di sini," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI