Namun, perjalanannya di Italia harus terhenti karena masalah dengan PSSI. Meski demikian, Kurniawan berhasil melanjutkan kariernya di Eropa dengan bergabung bersama FC Luzern, Swiss, dan mencatatkan 12 penampilan serta mencetak 3 gol di sana.
Sepulangnya dari Eropa, Kurniawan melanjutkan karier di Liga Indonesia dan memperkuat beberapa tim besar, di antaranya PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan Persela Lamongan.
Dengan bakat yang dimilikinya, ia terus menunjukkan performa apik di lapangan hijau dan menjadi andalan bagi setiap tim yang dibelanya. Pada periode ini, Kurniawan sempat bermain di berbagai klub, mencatatkan total 406 penampilan dan berhasil mencetak 200 gol di level klub.
Kurniawan juga sempat bermain di luar negeri lagi ketika bergabung dengan Sarawak FC, Malaysia, pada tahun 2005-2006. Namun, kariernya di klub Malaysia ini tidak berjalan mulus, dan ia kembali ke Indonesia setelah kontraknya diputus akibat performa yang kurang memuaskan.
Di kancah internasional, Kurniawan Dwi Yulianto dikenal sebagai salah satu penyerang paling produktif yang pernah membela Tim Nasional Indonesia. Ia mencetak 33 gol dari 59 penampilan bersama timnas, menjadikannya salah satu pencetak gol terbanyak kedua setelah Bambang Pamungkas.
Sepanjang kariernya di timnas, Kurniawan memperkuat Indonesia di berbagai turnamen, termasuk Piala AFF dan SEA Games. Momen-momen emas Kurniawan bersama Timnas Indonesia menjadikannya salah satu pemain yang paling diingat oleh para penggemar sepak bola nasional.
Setelah pensiun dari karier sebagai pemain, Kurniawan tak sepenuhnya meninggalkan dunia sepak bola.
Ia melanjutkan kariernya sebagai pelatih dan telah menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia pada tahun 2018 dan Timnas Indonesia U-23 pada tahun 2019.
Pada tahun 2020, ia menjajal peran sebagai pelatih kepala di Sabah FC, Malaysia.
Baca Juga: Pilihan Terjal Emil Audero, Tetap di Serie A Jadi Kiper Cadangan atau Inti di Serie B