Suara.com - Usai berpisah dengan Johor Darul Ta’zim, rumor kepindahan Jordi Amat ke Persija Jakarta mencuri perhatian publik Indonesia.
Langkah ini tentu terlihat menjanjikan di atas kertas. Jordi adalah bek dengan rekam jejak kelas Eropa dan pengalaman internasional yang luas.
Jika bergabung, ia akan jadi salah satu nama paling mentereng yang mentas di kompetisi domestik Indonesia musim depan.
Namun, tak bisa dimungkiri bahwa potensi kedatangan Jordi juga menyimpan sejumlah risiko.
Apalagi mengingat situasi terkini baik dari sisi usia, performa, maupun adaptasi terhadap iklim Liga 1 yang sangat berbeda dari liga-liga sebelumnya yang pernah ia jalani.
![Bek naturalisasi Timnas Indonesia era Mochamad Iriawan, Jordi Amat pamit dari JDT. [Dok. IG/@jordiamat5]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/20/64328-jordi-amat.jpg)
Liga 1 dikenal dengan jadwal padat, lapangan yang bervariasi kualitasnya, serta intensitas fisik yang tinggi. Bagi pemain seperti Jordi yang telah lama berkarier di luar negeri dan kini menginjak usia 33 tahun, penyesuaian bukanlah hal yang bisa dianggap sepele.
Di tengah ambisi besar Persija membangun ulang tim, keputusan merekrut Jordi bisa jadi langkah yang berani—namun tetap perlu dikaji dengan matang.
Berikut adalah tiga potensi dampak negatif bagi Persija jika transfer ini benar terjadi.
1. Risiko Penurunan Performa karena Usia dan Riwayat Cedera
Baca Juga: Sempat Terkena Virus dan Absen Bela Timnas Indonesia, Kabar Baik Datang dari Ragnar Oratmangoen
![3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial. [Dok. IG Jordi Amat]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/18/86890-jordi-amat.jpg)
Jordi Amat sudah memasuki usia 32 tahun dan dalam dua musim terakhir di JDT, ia tak lagi menjadi pilihan utama secara konsisten. Catatan tersebut bisa menjadi sinyal bahwa penurunan performa fisik mulai terjadi.
Liga 1 Indonesia menuntut intensitas tinggi dan daya tahan fisik maksimal. Jika Jordi tidak dalam kondisi prima, kehadirannya justru berisiko menciptakan lubang di lini belakang ketimbang memperkuatnya.
Selain itu, bila ia rentan cedera atau sulit pulih dengan cepat, maka Persija harus menghadapi situasi sulit dengan mengandalkan pemain pengganti yang belum tentu selevel.
2. Beban Gaji Tinggi

Sebagai pemain bintang dengan pengalaman di liga top Eropa dan Asia, besar kemungkinan Jordi akan menuntut gaji tinggi.
Ini menjadi pertimbangan serius bagi manajemen Persija yang kini sedang merombak skuad dengan pendekatan lebih berkelanjutan.