"Jelek nih," tulis salah satu pengguna media sosial saat itu.
"Duh downgrade dari yang kemarin," tambah yang lain, membandingkan jersey Erspo dengan buatan Mills sebelumnya.
Tak hanya publik, pelatih kepala Timnas Indonesia saat itu yakni Shin Tae-yong pun sempat kecewa terhadap jersey buatan Erspo.
Sang pelatih dilaporkan mengeluhkan soal bahan yang tak menyerap keringat dengan baik, dan meminta pihak Erspo untuk memperbaikinya.
Respon pun datang dari pihak Erspo yang langsung menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan melakukan perbaikan.
Erspo merupakan anak usaha dari merek fashion lokal Erigo, yang dimiliki oleh Muhammad Sadad—pengusaha muda asal Aceh yang kini berusia 34 tahun.
Sebelum mendirikan Erigo Sports, Sadad sempat menjalankan label fashion Selected and Co, yang kemudian gulung tikar setelah enam tahun berjalan.
Kegagalan itu tak menyurutkan semangatnya. Ia kemudian sukses membesarkan Erigo, yang akhirnya memperluas lini bisnis ke sektor pakaian olahraga lewat Erspo.
Erigo Sports lalu menarik perhatian PSSI dan berhasil meneken kontrak besar senilai Rp16,5 miliar.
Baca Juga: Dear Gerald Vanenburg! Awas Malaysia Punya Senjata Rahasia yang Siap Hancurkan Timnas Indonesia
Namun, langkah besar ini rupanya disambut banyak tantangan, mulai dari ekspektasi tinggi publik hingga sorotan tajam terhadap kualitas produk.
Potensi Apparel Baru Timnas Indonesia
Dengan tender yang telah dibuka dan batas waktu yang semakin dekat, wajar jika spekulasi soal apparel baru timnas semakin menguat.
Meskipun PT GSI dan PSSI masih menolak berkomentar, banyak pihak menduga bahwa federasi tengah mempertimbangkan mitra baru yang bisa menghadirkan kualitas lebih baik—baik dari sisi desain, kenyamanan pemain, maupun penerimaan publik.
Meski begitu, belum ada kepastian resmi apakah Erspo akan diganti atau akan tetap menjadi pemasok utama Timnas Indonesia.