Apa Sanksi Indonesia usai Tak Ikuti ASEAN Club Champhionship?

Irwan Febri Suara.Com
Jum'at, 04 Juli 2025 | 18:45 WIB
Apa Sanksi Indonesia usai Tak Ikuti ASEAN Club Champhionship?
Logo ASEAN Club Championship. (Dok. AFF)

Sanksi seperti inilah yang nanti bisa diterima klub-klub Indonesia yang dilarang bermain di ACC, meski level kompetisinya berbeda.

PT LIB harus berpikir lebih jauh guna menghindari sanksi tersebut dan memastikan klub serta kompetisi domestik aman.

PT LIB Perlu Evaluasi, Menggelar Piala Indonesia Itu Penting

Di tengah kisruh penentuan wakil ke ASEAN Club Championship (ACC) 2025/2026, satu hal yang patut menjadi bahan evaluasi serius bagi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dan PSSI adalah keberadaan turnamen domestik seperti Piala Indonesia.

Turnamen ini sejatinya bisa menjadi solusi konkret dalam menghindari polemik penunjukan wakil Indonesia ke ajang regional.

Jika Piala Indonesia rutin digelar dan dijadikan sebagai salah satu tolok ukur, maka penunjukan wakil Indonesia ke ACC maupun turnamen regional lainnya bisa lebih transparan dan adil.

Misalnya, pemenang Piala Indonesia atau finalisnya bisa menjadi alternatif jika terjadi ketidaksesuaian antara jadwal Liga 1 dan turnamen internasional.

Dengan demikian, klub-klub yang tampil di level regional benar-benar ditentukan lewat jalur prestasi, bukan lewat perdebatan administratif yang memicu konflik antar lembaga.

Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, Piala Indonesia justru absen dari kalender sepak bola nasional.

Baca Juga: Gabung Persija Jakarta, Jordi Amat Jadi Pemain Termahal Liga 1 Indonesia?

Padahal, turnamen ini tidak hanya memberikan kesempatan bermain bagi tim-tim dari berbagai kasta, tetapi juga menjadi wadah evaluasi dan pembuktian kemampuan klub-klub di luar Liga 1.

Keberadaannya pun bisa meningkatkan kompetitifitas klub-klub secara keseluruhan dan menjaga ritme pertandingan sepanjang musim.

Dalam konteks ACC 2025/2026, PT LIB mungkin merasa terbebani oleh padatnya jadwal dan kesiapan klub, terutama mengingat musim Liga 1 yang panjang dan adanya agenda tim nasional.

Namun, absennya Piala Indonesia menambah masalah, karena tidak ada kompetisi alternatif yang bisa digunakan sebagai dasar penunjukan wakil.

Kembali mengaktifkan Piala Indonesia di musim-musim mendatang akan memberikan banyak manfaat.

Selain bisa menjadi alat ukur prestasi tambahan, turnamen ini juga bisa menjadi buffer jika sewaktu-waktu AFF atau AFC mengubah format atau ketentuan terkait keikutsertaan klub.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI