Ferry Paulus sebagai Direktur Utama PT LIB mengatakan potensi perihal sanksi yang bisa didapat.
"Soal sanksi belum diketahui, namun kita sudah berkonsultasi dengan PSSI," kata Ferry Paulus.
"Tidak menutup kemungkinkan, regulasi akan berubah di kemudian waktu (musim depan)," sambungnya.
PT LIB bisa berkaca pada kasus raksasa Liga Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT) di Liga Champions Asia 2020.
Ketika itu, JDT yang masih ditangani Benjamin Mora memutuskan mundur dari Liga Champions Asia (LCA) 2020 karena Malaysia menerapkan penutupan akses keluar-masuk.
Keputusan mundur itu diambil tepat saat JDT dijadwalkan menghadapi laga lanjutan Grup G di Qatar.
Akibat tidak berangkat ke Qatar, AFC menjatuhkan sanksi berupa larangan tampil di edisi berikutnya.
JDT sempat mengajukan banding atas sanksi tersebut, namun hasilnya tidak mengubah keputusan AFC.
Jenis sanksi serupa juga dapat mengancam klub-klub Indonesia yang dilarang tampil di ASEAN Club Championship, meskipun tingkat turnamennya berbeda.
Baca Juga: Bung Harpa Samakan Laga Jepang Bantai Timnas Indonesia Seperti Tontonan Animal Planet
Oleh karena itu, PT LIB perlu mempertimbangkan risiko ini secara matang demi menjaga kelangsungan klub-klub peserta dan kompetisi nasional tetap aman.