3 Dampak Negatif Regulasi dari Klub Super League Boleh Daftarkan 11 Pemain Asing

Irwan Febri Suara.Com
Selasa, 08 Juli 2025 | 20:50 WIB
3 Dampak Negatif Regulasi dari Klub Super League Boleh Daftarkan 11 Pemain Asing
Duel Persija Jakarta vs PSM Makassar. [Dok. Persija]

Suara.com - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar PT LIB pada Senin (7/7/2025), klub Liga 1 boleh memiliki 11 pemain asing.

Setiap kontestan Liga 1 musim 2025/2026 diperbolehkan memiliki pemain asing sebanyak 11 orang.

Namun dalam pertandingan, hanya delapan pemain yang diperbolehkan bermain, dengan enam di antaranya starter.

Lalu sisanya masuk dalam daftar pemain cadangan, hal ini disampaikan oleh Ferry Paulus selaku Direktur PT LIB.

"Kemudian di DSP (Daftar Susunan Pemain) tetap delapan, tetapi klub boleh mendaftarkan sampai 11 pemain. Delapan yang main, delapan di DSP. Kalau klub hanya mendaftarkan delapan, ya tidak apa-apa," kata Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus ketika menyampaikan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan dan luar biasa PT LIB kepada wartawan di Jakarta pada Senin.

"Regulasi lain, untuk pemain U-23 kelahiran 2003, bermain 45 menit, yang didaftarkan adalah lima pemain," imbuhnya.

Ferry Paulus meyakini jika para pemain lokal mampu bersaing dengan legiun asing dengan penambahan kuota ini.

Meski begitu, tetap saja akan muncul dampak negatif jika kompetisi membiarkan terlalu banyak pemain asing masuk.

Secara umum, tentunya hal itu membuat periuk nasi dan jatah bermain pemain lokal akan terkikis.

Baca Juga: Semen Padang FC Maksimalkan Waktu, Dua Uji Coba Internasional Sudah Menanti

Lantas apa saja dampak negatif adanya 11 pemain asing di Liga 1 musim depan? Berikut di antaranya.

1. Liga 1 Dikuasai Pemain Asing

Moussa Sidibe (kiri) dan Alexis Messidoro jadi dua pemain asing yang merumput di BRI Liga 1 2024/2025. [Instagram @persisofficial]
Moussa Sidibe (kiri) dan Alexis Messidoro jadi dua pemain asing yang merumput di BRI Liga 1 2024/2025. [Instagram @persisofficial]

Hal ini disampaikan pelatih baru Persija Jakarta, Mauricio Souza, yang mengingatkan PT LIB agar berhati-hati.

Terlalu banyak pemain dari luar negeri bisa membuat kompetisi dikuasai pemain asing dan menyulitkan pemain lokal.

"Tentu kita juga harus berhati-hati, agar liga ini tidak berubah menjadi ajang yang didominasi pemain tunggal saja," kata Souza.

Banyaknya pemain asing di suatu kompetisi bak pisau bermata dua, dari sisi kualitas mungkin dapat terangkat.

Namun untuk kesehatan berkompetisi belum tentu, hal ini sangat mengkhawatirkan jika diterapkan asal-asalan.

2. Krisis Finansial

Gaji UMR
Gaji UMR

Klub bisa saja jor-joran mengeluarkan dana besar di awal musim dengan merekrut banyak pemain asing.

Namun jika itu tidak selaras dengan kondisi keuangan klub yang sehat, bisa menjadi malapetaka.

Krisis finansial berpotensi muncul dan dampaknya tentu bisa merembet ke mana-mana.

3. Telat Gaji

Daftar 10 negara yang punya gaji rendah, ternyata banyak cetak orang pintar
Daftar 10 negara yang punya gaji rendah, ternyata banyak cetak orang pintar

Telat membayar gaji pemain menjadi salah satu dampak yang muncul dari krisis keuangan yang bisa melanda klub.

Klub harus bijak dalam merekrut pemain asing dan memberinya tawaran gaji yang tidak melulu tinggi.

Seperti kasus yang sudah-sudah, banyak klub Liga 1 yang terjerat masalah serupa karena krisis finansial.

Keputusan PT LIB untuk meningkatkan kuota pemain asing jelas bertujuan baik, meningkatkan daya saing dan kualitas Super League atau Liga 1.

Namun, regulasi ini harus diikuti dengan kebijakan pengamanan, seperti pembatasan posisi pemain asing, kewajiban memainkan pemain U-23, atau sistem lisensi finansial yang ketat agar klub tidak membelanjakan anggaran melebihi kemampuan mereka.

Jika tidak diatur dengan bijak, maka bukannya naik kelas, Liga 1 justru bisa mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran.

Semua pihak, PT LIB, klub, pelatih, hingga federasi, harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa perubahan ini benar-benar membawa sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik, bukan sekadar glamor sesaat.

Kontributor: Eko

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI