Suara.com - Gelandang bertahan berdarah Irlandia-Nigeria, Fuad Sule resmi bergabung ke klub Super League Persis Solo untuk musim 2025/2026.
Kepastian bergabungnya Fuad Sule diumumkan langsung oleh Persis melalui laman resmi klub.
Dalam pernyataannya, Sule mengungkapkan alasan memilih Indonesia sebagai destinasi baru dalam kariernya.
"Saya memutuskan datang ke Indonesia utamanya karena ingin menjelajahi sepak bola dengan corak yang berbeda, menyelami ragam gaya hidup, dan memahami budaya yang baru," ujar Sule.
Pemain kelahiran Ibadan, Nigeria, pada 20 Januari 1997 ini memang dikenal sebagai sosok petarung di lini tengah.
Menariknya, Fuad Sule tidak selalu bermain di posisi gelandang bertahan. Saat masih muda, ia justru dikenal sebagai penyerang.
Perubahan posisi datang saat pelatihnya di St. Patrick’s Athletic U19 melihat potensi Sule untuk bermain lebih dalam karena kecepatannya membaca permainan dan kemampuan bertahan.
“Saya cukup cepat dan bisa menjangkau banyak area. Setelah dicoba sebagai gelandang bertahan, semuanya berubah. Sejak itu saya berkembang terus,” kata Sule.
Perjalanan Sule bersama Bohemians menjadi titik balik.
Baca Juga: Catatan Lawan Persis Solo, Stefan Keeltjes Puji Karakter dan Kemauan Pemain
Setelah menjalani debut di EA Sports Cup melawan Cabinteely, ia langsung menembus tim utama, bahkan menjadi pemain kunci meski baru berusia 20 tahun saat itu.
Setelah sempat menjajal Liga Inggris bersama Barnet, dan tampil konsisten dalam 185 laga bersama Larne, Sule kemudian bergabung ke Glentoran sebelum akhirnya hijrah ke Indonesia.
Salah satu media Irlandia, The42.ie bahkan menyebut gaya bermain Sule mirip dengan N’Golo Kante.
Ia dikenal sebagai gelandang yang tanpa lelah menjalankan “pekerjaan kotor” seperti merebut bola, memotong serangan, dan menjaga intensitas permainan.
“Ia lebih dikenal sebagai gelandang pekerja keras. Semangat, agresif, dan selalu terlibat dalam duel di lini tengah,” tulis The42.ie.
Tak hanya andal di lapangan, Fuad Sule juga sosok yang cerdas secara akademis.
Ia menyelesaikan studi Akuntansi dan Bisnis di Maynooth University, Irlandia, sambil tetap menjalani latihan dan pertandingan secara profesional.
“Kadang saya kuliah sampai jam lima sore, lalu langsung latihan. Capek? Jelas. Tapi ini pengorbanan untuk masa depan,” kata Sule.
Sule dan keluarganya pindah dari Nigeria ke Irlandia saat ia baru berusia tiga tahun. Perjuangan hidup di negara baru bukan hal mudah.
Bahasa, budaya, dan sistem pendidikan menjadi tantangan tersendiri.
![Persis Solo mendatangkan gelandang bernama Fuad Sule untuk menambah amunisi guna menghadapi Super League 2025/2026. [Dok Persis Solo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/13/37805-persis-solo-fuad-sule.jpg)
“Kami tertinggal jauh dari anak-anak lain. Bahasa jadi kendala besar. Tapi ibu kami luar biasa. Dia lakukan segalanya agar kami bisa bertahan dan sukses. Kami berutang segalanya padanya,” ucap Sule dengan mata berbinar.
Kini, setiap menit yang dia habiskan di lapangan hijau adalah bentuk dedikasi untuk keluarganya, khususnya sang ibu yang tak pernah menyerah membesarkan mereka.
“Saya ingin membalas semua yang sudah ibu lakukan. Itulah kenapa saya berusaha menjadikan sepak bola sebagai karier.” ucapnya.