Suara.com - Laga panas tersaji saat Vietnam berhadapan dengan Timnas Indonesia U-23 di final Piala AFF U-23 2025 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2025) malam.
Bukan hanya duel sengit di lapangan, ada cara unik pelatih Vietnam Kim Sang-sik dalam menanggapi teriakan pendukung Indonesia sepanjang laga.
Sepanjang pertandingan, stadion dipenuhi suara nyanyian dan sorakan suporter Garuda Muda yang tak henti-hentinya memberikan dukungan.
Tekanan atmosfer yang begitu kuat, namun pelatih Vietnam memilih cara yang tak biasa: bukannya terpancing, ia justru menunjukkan sikap tenang dan sportif.
Handuk putih menjadi tanda baginya untuk memberikan instruksi. Ini karena teriakan sudah pasti tak lagi terdengar karena saking bisingnya nyanyian penonton.

"Ketika para pemain lelah, saya harus melakukan sesuatu untuk memberi mereka energi," kata Kim Sang-sik dilansir dari Soha, Rabu (30/7/2025).
“Stadion terlalu berisik, saya tidak bisa memberikan instruksi lisan, jadi saya menggunakan handuk untuk memberi isyarat kepada seluruh tim agar menekan bersama,” jelasnya.
Meski begitu, ia menilai sorakan suporter bukan gangguan, melainkan bagian dari atmosfer sepak bola yang harus berhadapan dengan kepala dingin.
Sang pelatih juga mengakui mereka masih memiliki celah yang perlu dibenahi. Namun, ia tetap melihat sisi positif dari permainan anak-anak asuhnya.
Baca Juga: Geleng-geleng Ratu Tisha Lihat Tingkah Tsamara Amany, Warganet: Muak ya Bu?
Pendekatan tenang yang diambil pelatih Vietnam dianggap sebagai strategi jitu untuk menjaga konsentrasi tim di bawah tekanan.
Di tengah sorakan lawan yang begitu masif, ia memilih fokus pada peningkatan performa waktu daripada meningkatkan suasana.
Cara ini sekaligus menunjukkan kelas dan profesionalisme sang pelatih dalam menghadapi situasi genting. Bukannya suasana panas, ia justru menyalurkan tekanan dari luar menjadi bahan evaluasi internal bagi kolektif.
Tindakan pelatih Vietnam menanggapi sorakan suporter Indonesia dengan cara elegan bisa menjadi contoh bagaimana mengelola pertandingan atmosfer yang intens. Daripada tersulut emosi.

Ia justru memilih menghormati lawan dan menjadikan tekanan itu sebagai motivasi untuk berkembang.
"Saya bangga dengan timnas U-23 Vietnam, terima kasih kepada para pemain yang telah berjuang keras dan kepada para penggemar yang selalu mendukung kami," jelasnya.