PSSI kini mengarahkan pandangan ke pelatih asal Jepang yang paham konteks internasional dan mampu menjembatani kebutuhan tim modern. Termasuk mampu menyatukan gaya bermain dari pemain lokal dan diaspora.
Dengan penempatan Joko Susilo sebagai pelatih interim, PSSI memastikan tidak ada kekosongan teknis saat kompetisi berlangsung. Hal ini diambil agar stabilitas tim tetap terjaga dalam setiap laga resmi.
Kehadiran pemain dari Belanda dan Amerika menambah dimensi permainan timnas putri. Oleh karena itu, adaptasi komunikasi dan strategi menjadi hal krusial yang diperhatikan PSSI saat memilih pelatih baru.
PSSI menilai pentingnya peran Technical Advisor sebagai pendamping strategis pelatih kepala yang akan datang. Posisi ini bertugas memberikan panduan teknis yang terukur berdasarkan pengalaman dan analisis taktik.

Langkah ini dipandang sebagai strategi jangka menengah menuju Piala Asia Putri 2026. Kegagalan sebelumnya jadi evaluasi serius agar program pembinaan tidak lagi bersifat reaktif.
Dengan sistem pelapis teknis ini, PSSI berharap tercipta kesinambungan dalam pengembangan gaya bermain. Harapannya, timnas putri mampu bersaing di level Asia Tenggara dan Asia secara luas.
Erick juga menunjukkan komitmennya terhadap inklusi dan kualitas dalam membangun skuad putri. Fokusnya bukan hanya pelatih, tetapi juga metodologi pelatihan yang efektif dan adaptif.
Kebijakan memperpanjang kontrak Mochizuki hingga Desember 2025 dianggap sebagai transisi yang bijak. Ini memberi ruang untuk mempersiapkan pelatih baru secara matang dan terukur.
Selain itu, PSSI juga ingin menciptakan struktur pelatih yang lebih kolektif, bukan hanya bergantung pada satu nama. Konsep kolaboratif ini sejalan dengan visi pembinaan berkelanjutan.
Baca Juga: Terimakasih Pak Prabowo! Mauro Zijlstra Ucap Sumpah WNI Timnas Indonesia Tak Sendiri
Strategi rekrutmen pelatih dari Jepang tetap menjadi prioritas, dengan syarat tambahan yakni kemahiran berbahasa Inggris. Hal ini untuk menjamin komunikasi lintas budaya berjalan lancar.
Timnas putri akan dihadapkan pada jadwal padat dan level kompetisi yang makin tinggi dalam waktu dekat. Maka dari itu, kesiapan teknis dan nonteknis harus berjalan seimbang.